JAKARTA,KITAKATOLIK.COM—Sebagai bentuk dukungan kepada Dr. Stefanus Roy Rening, SH, MH untuk maju dalam kontestasi Pemilihan Umum 2024 sebagai Caleg dari Partai Perindo untuk Dapil NTT I (Daratan Flores, Lembata dan Alor), Pimpinan Pusat Yayasan Kasimo menyerahkan dua simbol penting Partai Katolik yaitu Bendera Partai Katolik tahun 1955 dan Dokumen Partai Katolik.
“Kami merasa sudah saatnya menyerahkan arah perjuangan yang dulu dirintis dan dijalankan Partai Katolik kepada orang-orang muda potensial untuk melanjutkannya,” kata Ketua Yayasan Kasimo, Yos Belawa Liwun, saat menyerahkan kedua simbol bersejarah tersebut pada Selasa (7/3/2023) yang lalu di Kantor Yayasan Kasimo Lt. 9 Unika Atma Jaya, Jakarta Selatan. Penyerahan itu disaksikan sejumlah pengurus antara lain Yan Janggun, Purwanto dan Hendrik Purnomo.
Adapun bendera yang diserahkan adalah bendera bersejarah dalam politik katolik yaitu Bendera Partai Katolik sebagai peserta pemilu 1955 dan 1973 yang berwarna dasar kuning dengan logo Rosario di dalamnya. Sedangkan Dokumen Partai Katolik yang diserahkan berisi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Katolik dan beberapa dokumen penting lainnya.
Representasi nilai dan aspirasi masyarakat katolik
Selaku Ketua Umum, Yoseph Belawa Liwun mengaku telah lama mengenal dan berjuang bersama Ketua Tim hukum terpidana mati kasus Poso yaitu Fabianus Tibo, Dominggus da Silva dan Marianus Riwu ini. Sejak Roy masih aktif di PMKRI Pusat hingga berbagai kegiatan di lingkungan sosial kemasyarakatan dan politik, baik di lingkungan umat Katolik maupun dalam kehidupan berbangsa umumnya.
“Kami menilai Pak Roy Rening memiliki semangat dan spirit perjuangan yang kuat merepresentasi nilai-nilai serta aspirasi masyarakat Katolik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pak Roy masih muda dan pantas kami dukung untuk melanjutkan apa yang sudah diperjuangkan dan diletakan oleh generasi tokoh Katolik masa lalu yang lahir dari rahim Partai Katolik. Pak Roy pantas untuk meneruskan apa yang menjadi nilai-nilai dan spirit perjuangan dari generasi I.J Kasimo cs pada masa lalu,” urai Belawa Liwun.
Roy sendiri bukan orang asing di lingkungan Yayasan Kasimo. Dalam komposisi Yayasan Kasimo, ia menjabat sebagai Dewan Pembina. Dan dunia politik juga bukan medan baru bagi mantan Ketua PMKRI Cabang Makasar ini.
Roy Rening merupakan inisiator dan deklarator Partai Katolik Demokrat (PKD), peserta pemilu awal reformasi tahun 1999 lalu. Lalu menjadi Ketua Umum DPP PKD setelah Markus Mali, meninggal.
Menyiasati ketentuan peraturan per-UU-an Pemilu, Roy membangun koalisi dengan sejumlah elemen Kristen Protestan dan membentuk Partai Kasih Demokrasi Indonesia (PKDI) dan terpilih menjadi Ketua Umum. Di bawah kepemimpinannya, PKDI menjadi peserta Pemilu 2009 lalu.
Dari Partai Katolik ke Yayasan Kasimo 1973
Yayasan Kasimo berdiri pada tahun 1973, sebagai kelanjutan perjuangan Partai Katolik oleh para pendirinya yang notabene para pengurus Partai Katolik. Pendirian Yayasan Kasimo merupakan konsekuensi logis dari adanya kebijakan politik fusi partai politik pada awal Orde Baru. Saat itu dengan kebijakan penyederhanaan partai politik, Partai Katolik harus bergabung ke Partai Demokrasi Indonesia (PDI) bersama PNI, Parkindo, IPKI dan Murba.
Me-review kembali keputusan Partai Katolik sebelum fusi di tahun 1973, Ketua Yayasan Kasimo ini menjelaskan, dalam Rapimnas Partai Katolik saat itu di Wisma Tanah AIR, Cawang, Jaktim (sekarang RS. Budi Asih) memutuskan: 1) Menyetujui dan mendukung sikap DPP Partai Katolik untuk fusi bersama PNI, Parkindo, IPKI dan Murba. 2) Yang difusikan adalah oprasional politik praktis. Masalah inspirasi dan aspirasi khas Katolik dalam semua aspek kehidupan kemsyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan tidak difusikan dan tetap pada orang Katolik sendiri. 3) Untuk itu perlu ada Lembaga yang menangani tugas Partai Katolik yang tidak difusikan yaitu masalah penggodokan inspirasi dan aspirasi Katolik untuk disalurkan organisasi/lembaga yang berkompten sesuai dengan masalahnya. Dengan catatan, bila situasi memungkinkan akan dihidupkan kembali Partai Katolik.
“Mengenai Lembaga yang dimaksud, kemudian dibentuk Yayasan IJ. KASIMO yang didirikan juni 1973. Untuk itu, Lembaga Yayasan IJ. Kasimo merupakan satu kelanjutan dan kesinambungan jalannya perjuangan/pergerakan politik orang Katolik di negeri ini,” tegas Yos Belawa Liwun.
Nama Kasimo diambil dari nama salah satu tokoh penting dari jejak panjang dari perjuangan umat Katolik Indonesia sejak sebelum Sumpah Pemuda 1928, kemerdekaan 1945 dan ikut dalam pemerintahan pada masa Orde Lama dan Orde Baru. Menduduki jabatan Ketua Umum Pertama Partai Katolik dan turut terlibat dalam pemerintahan di Orde Lama hingga awal Orde Baru. IJ. Kasimo saat ini sudah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. (Paul MG/Humas SRR).
Artikel yang menarik. Berarti bisa dibilang Partai Katolik masih tetap eksis melalui Yayasan Kasimo. Apakah ada kontak Yayasan yang bisa dihubungi?