Yayasan Rumpun Lestari Hadir untuk Membela Kehidupan

KITAKATOLIK.COM—Persoalan sosial dan ekonomi di Indonesia berdampak pada semua kalangan dan umur.  Tak terkecuali bayi dan anak-anak.  Mereka yang belum mengerti apa yang tengah terjadi di bangsa ini justru kerap  menjadi korban.

Ketiadaan dana melahirkan, sulitnya akses kesehatan, sampai persoalan negara yang tidak bisa memberi lapangan pekerjaan di dalam negeri, hingga memaksa Tenaga Kerja Wanita (TKW) mengadu nasib ke negeri orang, turut menjadi penyumbang ditelantarkannya bayi mungil yang masih sangat bergantung pada orangtua.

Betapa tidak, di luar negeri pemerintah nyatanya juga minim proteksi, kalau tidak mau dikatakan abai dan lalai terhadap pahlawan devisa.  Alhasil, orang di luar sana seperti dapat berbuat semaunya terhadap sebagian perempuan dan ibu-ibu muda yang pupus harap dalam menggapai impian di negeri orang, lantaran gaji tidak dibayarkan, dianiaya dan diperkosa, pulang ke tanah air dengan berbadan dua.  Sementara dia sendiri sudah memiliki keluarga dan sudah dapat dipastikan akan menolak anak dalam kandungan.

Untuk menyelamatkan ibu dan anak-anak yang didera masalah seperti ini, Mekar Lestari bersedia menampung dan menolong hingga masa persalinan dan membesarkan bayinya.  Panti asuhan di BSD Serpong ini membuka pintu lebar-lebar menyambut bayi dan ibu-ibu yang memang bermasalah.  Tidak ada maksud dan tujuan lain, kecuali satu misi kemanusiaan, yaitu “pro life”:  membela kehidupan, itu saja.

Tujuan dan misi dari yayasan ini, seperti disampaikan Ibu Lily Anwar, selaku Ketua dan penanggungjawab Panti, adalah untuk mempersatukan ibu dan anak. “Sebab para rohaniawan memiliki keyakinan, sebetulnya tidak satu ibu pun yang tega membuang anaknya sendiri.  Tetapi karena kondisi sosial masyarakat kita, sehingga mereka terpaksa melakukannya”.

Panti yang beralamatkan di Jl. Commercial III Blok B1 No.1-1A, Rawa Buntu Utara, Sektor 1.5
Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten ini, memiliki pendekatan khusus bagi ibu-ibu muda yang putus asa, dan sempat mengambil kesimpulan untuk membuang buah kandungannya. Tentu saja depresi dan tekanan dialami, bahkan terasa lebih kuat lagi lantaran keluarga menolak, atau orang yang seharusnya bertanggungjawab justru menghilang, menjadi penyebabnya.

Kepada mereka yang putus harap seperti ini, Yayasan Rumpun Lestari, yang juga menaungi Panti Asuhan Mekar Lestari siap mendampingi, termasuk me-recovery secara psikologis hingga saat mereka melahirkan kelak.  “Setelah itu, sementara dia menitipkan anaknya di sini, kami sebagai pihak ketiga berusaha untuk membantu rekonsiliasi dalam keluarga besarnya.  Itu yang kami lakukan,” terang Lily.

Ketika keluarga besar sudah menerima anak tersebut, maka Panti Asuhan yang mengampanyekan “SAVE THEM – LOVE THEM – REUNITE THEM” ini akan mengembalikan anak-anak itu ke tengah-tengah keluarga.  Tidak sedikit, lebih 300 anak telah berhasil dikembalikan ke keluarganya. Pengondisian dalam satu atap yang dilakukan yayasan menjadi salah satu alasannya.

“Sinar Lestari” unit lain di bawah naungan “Yayasan Rumpun Lestari” yang mewadahi ibu-ibu bermasalah diletakkan pada satu area yang sama dengan Panti Asuhan Mekar Lestari, ternyata berdampak positif terhadap perkembangan mental dan psikologis ibu-ibu  bermasalah.

Sebelumnya, kata Lily, hampir 99 persen ibu-ibu bermasalah tidak mengharapkan bayi yang dikandung.  Bahkan menganggap anak dalam kandungannya itu sebagai penyebab dia terlunta-lunta. “Tetapi, ketika tinggal di gedung yang sama, setiap hari dia mendengar tangis bayi, bahkan ikut merawat anak-anak, maka yang terjadi sungguh berbeda sama sekali, mereka berbalik mencintai,” terang voluntir dan pengajar bahasa Inggris di beberapa sekolah itu.

“Hampir rata-rata ibu muda bermasalah yang tinggal di tempat ini, dari pertama masuk menolak, berbalik mencintai dan menerima anak dan berjuang supaya anak ini bisa kembali ke keluarga,” imbuhnya.

Menariknya, justru keluarga atau ibu-ibu itu sendiri yang kemudian berinisiatif, berusaha bekerja agar dapat menghidupi anaknya secara mandiri.  Sebagaian besar memang berasal dari keluarga tidak mampu. Untuk itu, yayasan yang berdiri buah keprihatinan dari Pastor Lambertus Somar MSc., atas merosotnya makna dari nilai-nilai kehidupan ini, kemudian menyekolahkan ibunya, mencarikan pekerjaan, sampai betul-betul dapat mempunyai dana untuk menghidupi anaknya.

Pada saat ibu-ibu muda tersebut berjuang untuk kembali meraih masa depannya, Panti Asuhan Mekar Lestari berusaha merawat dan mendidik bayi-anak ini dengan baik, sehingga bila tiba saatnya anak-anak ini kembali ke ibu kandungnya, mereka bisa memutus mata rantai kemiskinan yang sebagian besar dialami oleh keluarga anak-anak ini.

Kepada mereka, baik yang melahirkan, atau menitipkan anaknya di Panti, Yayasan tercatat berdiri sejak 25 Januari 2001, sama sekali tidak memungut pembiayaan sekecil apapun.  Termasuk biaya sekolah anak-anak sejak umur 4 tahun sudah belajar di sekolah-sekolah yang memiliki pengajaran dan disiplin baik, seperti di Santa Ursula, Santo Antonius, dan Santa Angela.

Pola Pembinaan

Berbasis nirlaba, tak berarti tidak professional.  Keprihatinan empat voluntir dan puluhan karyawan, termasuk suster-suster Misionaris dari tarekat Hati Kudus Yesus (M.S.C.) yang tulus dan gigih melayani menjadi penanda betapa seriusnya karya pelayanan social yang dijalani. Apalagi, Lily sangat percaya, bahwa membela kehidupan (pro life), sebetulnya sama dengan membela Allah sendiri.

Aktivitas di Panti Asuhan Mekar Lestari setiap harinya sangat padat.  Dinamikanya pun beraneka warna.  Tidak hanya bermain, sejak usia dini anak-anak juga diajarkan disiplin dan pengetahuan dasar yang penting.

Sebelum masuk ke jenjang usia sekolah, anak-anak sejak usia 2 tahun sudah dilatih untuk belajar persiapan.  Ada dua guru khusus yang setiap harinya membimbing anak-anak untuk berselancar menuju dunia pengetahuan.  Menariknya lagi, ada jadwal khusus untuk anak-anak berkumpul di perpustakaan, membaca dan beragam asktivitas dilakukan.  Bermain dan mendengar cerita adalah warna-warni yang mengemuka.

Tidak hanya itu, sekali dalam seminggu, di  hari sabtu, sekelompok guru-guru “bule”,orang luar negeri, dari Sekolah Pelita Harapan (SPH) memberikan pelajaran bahasa Inggris dan lain sebagainya dengan percuma, alias gratis. (Admin).

4 Comments on “Yayasan Rumpun Lestari Hadir untuk Membela Kehidupan”

  1. Kepada,
    YTH .
    Pengurus.
    Yayasan Rumpun Lestari

    Apa boleh saya berikan sumbangan untuk Yayasan dalam bentuk pengajaran Teater kepada anak anak yang usianya SMP ke atas. Jika boleh, mohon hubungi saya di nomorHP 085890650707.

    Saya tertarik melakukan ini, karena sebelumnya saya pernah mengajar Teater di SMP dan SMU Santa Ursula BSD setiap hari Sabtu.

    Saya tinggal di Bsd, agama Katolik, nama Franky, siap mengajar setiap SABTU pagi 2 jam seminggu.
    Mohon hubungi saya jika bersedia.
    TUHAN YESUS
    BERKATI KITA BERSAMA

    FRANKY.

  2. apakah yayasan ini menerima orang dgn kelainan jiwa? yg baru keluar dr RSJ? apakah bisa merawat orang dgn kelainan jiwa (gangguan psikis)?
    sy membutuhkan jawaban segera. terimakasih atas perhatiannya

  3. Ibu saya putri asal Medan. Saya seorang ibu hamil yg kehamilan saya diluar Nikah. Semua pihak ingin saya melakukan aborsi tapi jujur saya tidak mau berdosa lagi. Saya capek hidup di dalam dosa. Bantu saya tolong

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *