Yesus Sang Tukang Kebun

KITAKATOLIK.COM—Guru, karyawan perusahaan, perawat, buruh, petani, nelayan,  wartawan, biarawan-biarawati, semuanya adalah panggilan.

Sering kecewa? “Jika ‘ya’, itu karena kita menganggap tugas atau pekerjaan kita hanyalah sebuah profesi dan bukan sebagai sebuah panggilan dari Tuhan. Profesi mendorong kita  menghitung untung-rugi dalam bekerja,” tegas Pastor Andang L. Binawan, SJ, dalam sebuah kesempatan rekoleksi.

Panggilan, kata dia,  tidak menuntut naik gaji dan penghargaan ketika kita misalnya tidak pernah telat masuk kerja. Bonus yang besar tidak ada dalam kamus orang yang merasa bekerja lebih keras daripada orang lain.

“Sebagai orang terpanggil, pertanyaan yang seharusnya muncul ialah, sudah berapa besar pengorbananku dalam melakukan pekerjaanku?  Tidak  menghitung untung-rugi secara financial semata,” katanya.

Selain semangat berkorban, memaknai hidup sebagai panggilan Tuhan akan membangkitkan kebajikan lain yaitu selalu bersyukur kepada Tuhan. Di saat senang, pun juga di saat susah.

Pastor Andang L. Binawan, SJ. Foto: Hidup Katoli

Mengapa kita harus selalu bersyukur, baik di saat senang maupun di saat susah? Masa sih, ketika kita sakit, kita bersyukur? Atau ketika dicurangi, dilukai, dihina, kita juga harus bersyukur?

“Ya! Karena kita adalah orang-orang yang terpanggil. Sebagai orang-orang terpanggil kita akan melihat Yesus sebagai Tukang Kebun. He is my Gardenner! Setiap saat Ia membawa cangkul di pundak-Nya untuk mencangkul, menggembur hati orang-orang yang terpanggil untuk menjadi lahan atau tanah yang siap menghasilkan banyak buah bagi dunia dan bagi Tuhan sendiri. Itu sebabnya menunaikan panggilan kadang-kadang terasa sakit. Ingatlah, Tuhan sedang mencangkul.”

Sebagai orang terpanggil, ajak Pastor Andang, mari kita membuka mata untuk melihat sosok Tuhan kita pada perspektif yang lain.  Tidak hanya melihat sosok Yesus yang lembut yang menggendong anak domba dan nyaman di pelukan-Nya tetapi Yesus yang membawa cangkul yang siap mencangkul, menggembur hati kita.

“Sakit? Benar! Tetapi, percayalah! Yesus hanya memiliki satu niat bagi kita orang-orang terpanggil: ‘…haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.’” Katanya mengutip Matius 5 ayat 48.  (MC. Mara/warna).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *