Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa.
Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat. Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka.
Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak, sebab mereka semua melihat Dia dan merekapun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!”
Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan anginpun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil. (Markus 6: 45-52).

Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
DALAM Injil hari ini ditegaskan kembali kebenaran iman kita: Bahwa Allah senantiasa mengambil inisiatif untuk menolong dan menyelemamtkan manusia. Peristiwa kedatangan Yesus di tengah malam, saat para rasul menghadapi badai laut dan ombak serta angin sakal menghempas perahu hidup mereka, merupakan kisah nyata (bukan hoax) yang menggarisbawahi kebenaran di atas.
Malam dan angin sakal adalah simbol kekuatan dan kuasa gelap atau dosa dan kesulitan/persoalan hidup yang senantiasa menghantui dan merusakkan kehidupan manusia. Selain karena kesombongannya, manusia seringkali mengandalkan kekuatannya sendiri.
Namun Tuhan tidak pernah menutup mata dan hatiNya untuk menolong. Tuhan senantiasa mengulurkan tangan kasihNya untuk menolong dan menyelamatkan kita, apalagi kalau kita dengan sadar dan dengan tahu dan mau “berteriak” (berdoa) meminta pertolongan Tuhan.
Teriakan, doa, minta tolong yang paling standar adalah Ikut Terima Sakramen Ekaristi Harian atau Misa Harian – fakultatif dan wajib Terima Sakramen Ekaristi/Misa Hari Minggu dan Hari-hari Raya yang disamakan dengan hari Minggu.
“Ketika murid-muridNya melihat Dia berjalan di atas air (yang sedang “mengamuk” di tengah malam gelap itu), mereka terkejut dan berseru ‘Itu hantu’, lalu berteriak-teriak karena takut. Yesus berkata kepada mereka: Tenanglah! Aku ini, jangan takut! Ketika Petrus hampir tenggelam waktu berjalan di atas air, takutlah ia dan berteriak: Tuhan, tolonglah aku, Yesus segera mengulurkan tanganNya, memegang tangannya!” (Markus 6:48 – 52).
Mungkin kita dalam hidup ini sering hanya mengandalkan kekuatan sendiri sehingga kehadiran Tuhan Allah tidak lagi disadari dan dirasakan. Kita kadang-kadang sulit mempercayai kehadiran Tuhan Allah.
Marilah menyadari bahwa percaya kepada Yesus Kristus sebagai jalan, kebenaran dan kehidupan kita akan menyelamatkan kita. Tuhan Yesus selalu siap menolong kita “saat ini dan di sini”, apapun keadaan. Tuhan Yesus, tambahkanlah iman kami kepadaMu! Tuhan Yesus, tolonglah kami! Tuhan Yesus, ulurkanlah tanganMu dan selamatkanlah kami!
Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang percaya sungguh dan selalu “teriak” meminta tolong kepada Tuhan Yesus. Amin.


