Awam Katolik Diharap Ikut Menentukan Masa Depan Bangsa

KITAKATOLIK.COM.—Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah bangsa, gereja Katolik diharapkan ikut merawat dan terlibat menentukan masa depan bangsa.

“Konsili Vatikan II dalam dokumen Apostolicam Actuositatem (AA), yang membahas tentang panggilan dan peran awam di tengah-tengah dunia, mengajak Gereja untuk tidak hanya menyampaikan warta tentang Kristus dan menyalurkan rahmat-Nya kepada umat, tetapi juga ikut meresapi dan menyempurnakan tata dunia dengan semangat Injili,” kata para Uskup yang tergabung dalam Konferensi Waligereja Indonesia mengutip AA. no. 5).

Dan tugas penyempurnaan tata dunia tersebut, seperti diamanatkan Gaudium et Spes (GS, no. 43) menggarisbawahi bahwa  secara khas kegiatan keduniawian menjadi wewenang kaum awam.

“Kaum awam yang hadir dalam berbagai kehidupan hendaknya menekuni bidang keahlian dan karya sampai menjadi profesional agar pelayanan mereka untuk masyarakat lebih bermutu,” tulis para uskup Indonesia dalam Pesan Sidang Tahunan KWI dengan judul Panggilan Gereja Membangun Tata Dunia.

Sidang tahunan KWI sendiri diselenggarakan sejak tanggal 6-16 November 2017 yang lalu di Jakarta.  Sidang dimulai dengan hari studi yang mengangkat tema “Gereja Yang Relevan dan Signifikan: Panggilan Gereja Menyucikan Dunia.”

Melalui studi tersebut, para uskup makin menyadari panggilannya untuk ikut membangun tata dunia serta mengajak seluruh umat dan masyarakat untuk lebih memahami situasi kebangsaan saat ini, memperkuat suara kenabian Gereja di zaman sekarang, dan membangun kehidupan berbangsa yang lebih baik.

Yang berada di barisan depan tugas pembangunan tata dunia memang kaum awam. Tapi mereka tidak berjalan sendiri, tapi mendapatkan pendampingan dari para gembala umat.

“Para gembala umat diundang untuk mendampingi, menguatkan, dan memberi teladan lewat kerjasama dengan para tokoh pemerintah, agama dan adat.  Para Uskup, imam  dan diakon diharapkan menaruh perhatian terhadap kaum awam dalam karya kerasulan mereka. Anggota lembaga hidup bakti, baik religius maupun sekuler,hendaknya juga berusaha ikut mengembangkan kegiatan-kegiatan kaum awam.” (Admin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *