Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju.
Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: “Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka.”
Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka. (Markus 6: 7-13).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
DALAM Injil hari ini kita dengar Tuhan Yesus memanggil kedua belas murid dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan.
Diingatkan pula, kalau di suatu para murid sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai mereka berangkat dari tempat itu. Maka pergilah para rasul untuk memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.
Terlihat, misi utama Tuhan Yesus adalah membawa damai (perdamaian, kedamaian, berdamai). “Damai Kutinggalkan bagimu, DamaiKu Kuberikan kepadamu!” kata Yesus Kristus kepada para rasulNya (kita juga).
Yesus menyelamatkan para pendosa, penderita dan orang-orang yang belum percaya. Yesus menyembuhkan orang sakit, mengusir setan-setan dan roh jahat. Sungguh Yesus membawa damai dan sukacita.
Kita dipanggil dan diutus untuk misi yang satu dan sama yaitu membawa damai sejahtera dan sukacita kepada yang belum/tidak damai hidupnya. Kita telah diperlengkapi dengan kuasa atau tongkat dari Tuhan sendiri untuk membawa damai itu.
Dibutuhkan semangat pengabdian (pelayanan) dan pengorbanan dari diri kita untuk mengemban tugas mulia ini. Tuhan pasti memampukan kita untuk melaksanakan tugas itu. Selamat menjadi berkat bagi orang lain. Selamat membawa damai, kedamaian, perdamaian bagi orang lain. Janganlah menyusahkan hidup orang lain!
Semoga Allah Tritunggal Mahakudus memampukan dan (+) memberkati kita sekalian yang tekun menjadi pembawa damai dan sukacita bagi orang lain “sekarang ini-di sini”. Amin.