Kamis (2 Mei 2024): Tunduk pada Perintah Tuhan dan Tinggal dalam KasihNya! (Yohanes 15: 9-11)

Dalam amanat perpisahanNya, Yesus berkata kepada para muridNya: “Seperti Bapa telah mengasihi Aku,  demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.

Jikalau kamu menuruti perintah-Ku,  kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. (Yohanes 15: 9-11).

Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.

YESUS  Kristus adalah teladan dalam cintakasih. Ia telah  melakukan “segalanya” untuk GerejaNya,  umatNya,  kita. Penyerahan diri sampai wafat di kayu salib (serah nyawa,  korban nyawa = mati)  adalah pemberian diri Yesus yang  total,  penuh.

Ia menegaskan cintaNya yang total,  besar dan penuh itu dengan pernyataan dan “tindakan nyata/konkrit” yang tegas,  jelas dan menantang kita: “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan (menyerahkan)  nyawa untuk sahabat-sahabatnya” (Yohanes 15:13).

Dalam Cinta yang  asli dan sungguh-sungguh harus ada  unsur “korban”nya (pengorbanan): korban perasaan, pikiran,  keinginan,  waktu,  tenaga, duit, material dan lain-lain  sampai “korban nyawa” untuk  beri yang terbaik dan terindah bagi “yg lain”, korban apa saja untuk menghidupkan, menyelamatkan, membahagiakan yang lain. Kalau unsur ini tidak ada,  tidak  tampak,  maka Cinta itu bisa dipertanyakan,  diragukan kesungguhannya!

Selain itu Yesus mengajarkan pada para muridNya (kita) bagaimana harus menghayati dan mengamalkan cinta, bagaimana mencintai dan mengungkapkannya secara nyata yaitu apapun yang  diperintahkan dan diminta oleh Yesus harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan dengan penuh sukacita dan kegembiraan (bukan asal-asalan, terpaksa atau minta minta imbalan jasa/duit atau  bersungut-sungut). “Inilah perintahKu kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain!” (Yohanes  15:17).

Selamat saling mengasihi. Selamat tinggal dalam kasih Tuhan. Selamat saling  “menyerahkan nyawa” untuk yang lain (untuk  Tuhan dan sesama)! Selamat saling berkorban!  Di sana ada sukacita,  kebahagiaan dan kegembiraan hidup.  Di sana hidup bisa dinikmati dengan  sempurna!

Semoga dengan bantuan doa Bunda Maria dan Santo Yosef dan Santo Atanasius, Allah Tritunggal  Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang selalu tinggal dalam kasih Tuhan dan berani berkorban bagi “yang lain”. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *