JAKARTA,KITAKATOLIK.COM—Menghadapi situasi dan kondisi dunia yang belum menentu karena terpapar COVID-19, JDN (Jaringan Doa Nasional) – jejaring doa yang melibatkan semua denominasi gereja, termasuk Katolik–, telah menjalankan panggilan khasnya sebagai penggerak doa dalam kesatuan.
“Sebut misalnya acara Arise and Shine yang dilakukan selama 7 kali melalui media Zoom dan dipancar-siarkan melalui live streaming, dan terus bergulir di kota-kota,” kata Fasilitator Nasional JDN Ps. Toni Mulia.
Saat memperingati kematian Tuhan Yesus hingga kebangkitan, tambah Toni, MDK (Menara Doa Kota) Nasional juga menggelar dosa puasa setiap pagi selama 40 hari.
“Hingga saat ini berbagai kota terus mengupayakan doa-doa di wilayah mereka ada doa berantai, ada doa pagi setiap hari seperti yang dilakukan di wilayah Sulawesi dan DKI. Dan masih ada banyak aktivitas lainnya,” kata Ps Toni lagi.
TahtaNya 24/40
Memasuki Era New Normal, JDN mengajak umat kristiani untuk tidak lagi memfokuskan diri pada belitan masalah seputar Covid-19 yang selama ini meracuni pikiran banyak orang, tetapi mengarahkan perhatiannya pada Tuhan.
“Inilah waktu yang tepat untuk kita menghadirkan Takhta-Nya sebagai pusat perhatian melalui penyembahan, doa, dan syafaat kita 24 jam selama 40 hari, bersama-sama melepaskan penyembahan, pujian suara kita sehingga Takhta Tuhan itu hadir di Indonesia,” kata Toni yang baru saja sembuh dari Covid-19 ini.
TahtaNya 24/40 (Penyembahan dalam 24 jam selama 40 hari) bertolak dari Nats Yesaya 66:1 “Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku?”
“Lewat acara Takhta-Nya 24/40, kita merindukan bahwa suara penyembahan yang kita bawa di hadapan Tuhan mewakili kelompok, keluarga, denominasi, suku, generasi, bahasa yang dilepaskan bersama selama 40 hari itu menjadi sebuah lagu baru yang dinyanyikan dari ujung bumi,” jelas Ps Toni lagi.
Melalui Penyembahan 24/40 yang akan dilakukan tanggal 8 Juli-17 Agustus 2020, ini umat Tuhan diajak untuk kembali hidup dalam Keintiman/Intimacy (Maz 27:4), percaya pada Pertolongan Tuhan/Grace (Ibr 4:16), Tuhan akan menyatakan isi hatiNya atau memberi Pewahyuan/Revelation (Kel 25:21-22), bahwa Tuhan lah yang memilliki Otoritas (Authority).
Acara akan dibagi dengan 12 segmen setiap hari, dan setiap segmen 2 Jam, dimulai dari jam 00.00.
Umat kristiani diajak untuk menjadi bagian dari gerakan 24/40 ini, melalui perwakilan JDN (Jaringan Doa Nasional) yang ada di 17 Wilayah Regional, di Sekota dan juga Kategorial Jaringan Doa Nasional (Wanita, Pemuda dan Anak).
Selain untuk menemukan kembali kedewasaan dalam menyembah Tuhan, Ir. Welyar Kauntu menegaskan bahwa penyembahan melalui TahtaNya 24/40 ini juga menjadi medium untuk merayakan persatuan (unity) di antara gereja Tuhan.
Selama COVID-19 ini, masing-masing gereja punya acaranya sendiri-sendiri seperti IG Life atau music night. Tapi melalui acara ini, kita akan berdoa melalui pujian dan penyembahan secara bersama-sama yang mengekspresikan kesatuan,” kata Welyar.
Banyak pihak terlibat dalam kepanitiaan acara ini. Selain Ps Tony Mulia dan Welyar Kauntu, ada juga Pdt. Samuel Oey (koordinator pelaksana), Pdt. Stanlay Saroingsong (penanggungjawab kota), Festi Sarumaha (publikasi dan sosialisasi), Pdt. Hanny Setiawan (penanggungjawab acara), dan masih banyak lagi. (pamago)