Paus Fransiskus: Tuhan Tak Menuntut Kesempurnaan, Biarkan Dia Masuk dalam Perahu Hidupmu!

VATIKAN,KITAKATOLIK.COM—Terkadang kita menutup diri terhadap campur tangan Tuhan dalam kehidupan kita, karena merasa diri penuh dosa. Alasan ketidaksempurnaan atau kedosaan ini, berpotensi  lebih menjauhkan kita dari Tuhan. Dan itu, kata Paus Fransiskus, tak disukai Tuhan.

“Tuhan tidak menuntut kesempurnaan. Dia adalah Tuhan yang dekat, penuh kasih sayang, juga penuh kelembutan. Dia mencari dan menunggu sambutan kita,” kata Paus Fransiskus  dalam pesannya  sebelum mendaraskan doa Malaikat Tuhan, pada Minggu (6/2/2022), dari jendela yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Roma.

Pesan Bapa Suci itu bertolak dari Injil (Lukas 5:1-11) yang bercerita tentang  perjuangan Petrus dan kawan-kawan menangkap ikan semalaman dan tak mendapatkan apa-apa. Pada siang harinya Yesus meminta Petrus bertolak agak ke dalam supaya Ia bisa mengajar lebih banyak orang dari perahu Petrus yang kosong itu.

Biarawati dan para peziarah di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.

Perahu atau jala yang kosong, kata Paus, menunjuk pada kekecewaan karena telah berusaha sekian keras, tapi tak mendapatkan apa-apa.

“Setiap hari perahu kehidupan kita meninggalkan pantai rumah kita untuk berlayar ke lautan kegiatan sehari-hari. Setiap hari kita mencoba untuk ‘memancing dari laut’, untuk mengejar  mimpi, mengejar proyek, untuk mengalami cinta dalam hubungan kita. Tetapi seringkali, seperti Petrus, kita mengalami ‘malam dengan jala kosong’.  Betapa sering kita juga dibiarkan dengan rasa kalah, sementara kekecewaan dan kepahitan muncul di hati kita,” kata Paus.

Tapi lanjut Paus lagi, perahu atau jala yang kosong, kekecewaan dan kepahitan, justru dipakai Tuhan Yesus sebagai tempat untuk mewartakan Injil.

“Justru perahu kosong itu, lambang ketidakmampuan kita, yang menjadi “katedra” Yesus, mimbar tempat Ia mewartakan Sabda. Dan inilah yang Tuhan seringkali lakukan. Ia naik ke perahu kehidupan kita ketika kita tidak memiliki apa pun untuk ditawarkan kepada-Nya. Ia memasuki kekosongan kita dan mengisinya dengan kehadiran-Nya. Ia   memanfaatkan kemiskinan kita untuk menyatakan kekayaan-Nya, kesengsaraan kita untuk menyatakan belas kasih-Nya,” tegasnya.

Ketika kita mengijinkan Tuhan  masuk ke dalam perahu kita, kita mampu melaut dengan berani dan niscaya mendapatkan hasil berlimpah, asalkan kita mengikuti perintahNya.

Bersama Yesus, lanjut Paus, kita  mengarungi lautan kehidupan tanpa rasa takut, tanpa menyerah pada kekecewaan ketika kita tidak mendapatkan apa-apa, dan tanpa menyerah dan berkata ‘tidak ada lagi yang harus dilakukan’.

“Dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan Gereja dan masyarakat, selalu ada sesuatu yang indah dan berani yang dapat dilakukan. Kita selalu dapat memulai kembali – Tuhan selalu mengundang kita untuk bangkit kembali karena Dia membuka kemungkinan-kemungkinan yang baru. Jadi marilah kita menerima undangan itu. Marilah kita mengusir pesimisme dan ketidakpercayaan, dan berlayar bersama Yesus! Perahu kecil kita yang kosong juga akan menyaksikan tangkapan yang ajaib,” ajak Paus. (Admin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *