VATIKAN,KITAKATOLIK.COM—Dalam pesan Angelusnya, Paus Fransiskus meminta kita untuk meniru permohonan Bartimeus: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” sebagai pola doa yang bagus bagi doa dan permohonan kita.
Paus menegaskan bahwa Bartimeus yang buta itu meminta “segala sesuatu dari Dia yang dapat melakukan segalanya.”
Kebutaannya, jelas Paus adalah puncak gunung es. Selain itu pasti ada luka, penghinaan, mimpi yang hancur, kesalahan, dan penyesalan di hatinya. Dan Bartimeus telah memohon pada Pribadi yang tepat, yang bisa melakukan segalanya.
“Kita harus meminta segalanya kepada Yesus, yang dapat melakukan segalanya. … Dia tidak sabar untuk mencurahkan kasih karunia dan sukacita-Nya ke dalam hati kita; tapi sayangnya, kitalah yang menjaga jarak, melalui rasa takut, malas atau tidak percaya,” ujarnya dari jendela yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus, Vatikan pada Minggu (24/10/2021).
Di hadapan para peziarah, Paus berharap agar Bartimeus, dengan imannya yang konkret, teguh dan berani, menjadi teladan bagi kita.
“Dan semoga Bunda Maria, Perawan yang penuh doa, mengajari kita untuk datang pada Tuhan dengan segenap hati kita, yakin bahwa Dia mendengarkan dengan penuh perhatian setiap doa,” katanya seperti dilaporkan Courtney Mares dari Catholic News Agency.
Keamanan bagi kaum migran
Setelah mendaraskan doa Malaikat Tuhan, Paus meminta masyarakat internasional untuk berhenti mendeportasi para migran ke negara-negara yang tidak aman.
“Kita perlu mengakhiri kembalinya para migran ke negara-negara yang tidak aman dan memprioritaskan penyelamatan nyawa di laut,” katanya.
Secara khusus Paus menyoroti pengelolaan arus migrasi di Libya dan di seluruh Mediterania. Libya adalah titik transit utama bagi para migran dari Afrika dan Timur Tengah yang mencari kehidupan yang lebih baik di Eropa.
Menurut sebuah laporan dari PBB, diperkirakan 87.000 migran telah dicegat oleh pihak berwenang Libya sejak 2016 dan sekitar 7.000 dari migran tersebut tetap berada di pusat-pusat penahanan di Libya.
Sementara menurut laporan Associated Press, pihak berwenang Libya baru-baru ini menindak para migran dan menahan lebih dari 5.000 orang dalam beberapa hari. Juga diberitakan bahwa pusat-pusat penahanan “penuh dengan pelanggaran.
“Sekali lagi saya menyerukan kepada masyarakat internasional untuk menepati janjinya untuk mencari solusi bersama, konkret dan abadi untuk pengelolaan arus migrasi di Libya dan di seluruh Mediterania,” kata paus. (Admin)