Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi: “Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran; tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu.
Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.” (Yohanes 5: 33-36).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
Kata Yesus dalam Injil tadi: “Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.” (Yohames 5:36).
Yesus menyampaikan ini karena orang Yahudi (kita) tidak percaya akan kesaksian yang disampaikan (dengan perkataan dan pengajaran) tentang Yesus sebagai Anak Allah, Utusan Allah, Tanda kehadiran Allah, Saksi kehadiran Allah yang membawa kabar suka cita dan keselamatan bagi manusia (kita).
Untuk meyakinkan mereka (kita) yang kurang percaya itu, Yesus sebagai saksi Allah Bapa memberi kesaksian dengan perbuatan nyata (pekerjaan, karya, aksi nyata dan konkrit) bahwa Yesus dan karyaNya hanya melakukan pekerjaan yang dikehendaki Allah Bapa.
Jadi Yesus adalah bukti, tanda dan saksi dari karya atau pekerjaan Allah Bapa untuk dunia (kita). Dalam melaksanakan ini, Yesus tidak main-main! Bahkan sampai serah nyawa demi kita.
Kita telah diangkat dan dipanggil menjadi Anak-anak Allah. Konsekwensinya harus seperti Yesus. Jadi saksi Kristus, saksi Allah Bapa “here and now“. Kita bersaksi melalui pekerjaan-pekerjaan, karya-karya, aktivitas-aktivitas kita setiap hari (sekecil dan sesederhana apapun itu), dengan kesadaran penuh bahwa kita sudah, sedang, dan akan melakukan pekerjaan yang dikehendaki Allah.
Pekerjaan Tuhanlah yang kita lakukan “di sini-saat ini” sesuai dengan tugas, perutusan, pelayanan dan pekerjaan kita saat ini di sini: sebagai imam, petani, nelayan, dokter, perawat, bidan, guru, tukang ojeg, sopir, dan lain-lain. Semua itu dijalankan sebagai ambil bagian dalam pekerjaan Allah. Mesti disadari: di sana Allah hadir, turut campur tangan! Jangan main-main dalam melakukan pekerjaan Allah. Beri yg terbaik dan terindah.
Selamat melaksanakan Novena Natal Hari ke-1. Selamat menjadi Saksi Kristus! Selamat melakukan pekerjaan Allah saat ini di sini! Jangan main-main! Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang sungguh-sungguh menjadi saksi Kristus dan melakukan pekerjaan Allah saat ini di sini. Amin.