Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya.” (Matius 16:24-28)
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
SUATU kali Santa Theresia dari Avila yang sering memperoleh pengalaman mistik mengeluh kepada Yesus: “Tuhan, mengapa saya sering mendapat tantangan dan menderita, padahal saya setia mengikuti Engkau dan mendengarkan dan melaksanakan SabdaMu dan rencana dan kehendakMu?”
Yesus menjawab: “Theresia, begitulah cara Saya memperlakukan orang-orang yang mau mengikuti Saya.” Serta merta Theresia menimpali: “Tuhan, pantas Engkau memiliki cuma sedikit pengikut.” Begitulah.
“Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya orang memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya?” (Matius 16:24-26).
Di sini Yesus mengemukakan tiga rahasia atau syarat untuk bisa menjadi sahabat Yesus, sehingga tidak kehilangan nyawa, dan tetap “memperoleh seluruh dunia”.
Pertama, menyangkal diri. Penyangkalan diri berarti “menahan diri” dari segala sesuatu yang menyenangkan diri sendiri demi kepentingan yang lebih besar. Mengorbankan kepentingan diri sendiri untuk Tuhan dan orang lain.
Setiap saat dan di mana saja siap untuk mengatakan “tidak” untuk diri sendiri dan mengatakan “Ya” untuk Tuhan dan orang lain. Mengabaikan kehendak sendiri, meninggalkan keinginan-keinginan pribadi dan mengutamakan kebahagiaan dan keselamatan.
Kedua, memikul Salib, yaitu rela berkorban demi kepentingan umum, banyak orang. Rela berkorban untuk Tuhan dan orang lain. Rela berkorban untuk kepentingan Kerajaan Tuhan. Rela berkorban untuk kebaikan umum.
Ketiga, mengikuti Yesus, berarti “menyerahkan diri dan hidup” kepada Yesus dalam ketaatan dan kesetiaan yang sempurna. Harus selalu mengikuti jejak Kristuss, sang Guru. Kita meneladani Yesus. Hidup dan karya serta tindakan mesti selaras dengan kehendak dan teladan hidup Sang Guru.
Ketiga rahasia mengikuti Yesus itu bisa mendatangkan kebaikan, kebahagiaan, dan keselamatan untuk kita; “tidak kehilangan nyawa, tetap memperoleh seluruh dunia”.
Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang setia menjadi sahabat Yesus. Amin.