Renungan Kamis, 14 September 2023: Pandanglah Salib Kristus, Sumber Keselamatan Kita!

“Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga,   selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga,   yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun,  demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,  supaya setiap orang yang percaya   kepada-Nya beroleh hidup  yang kekal. 

Karena begitu besar kasih  Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan  Anak-Nya   yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya   kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia   bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.” (Yohanes 3: 13-17).

Oleh: Romo John Tanggul,  Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.  

HARI ini kita merayakan pesta Salib Suci. Ada beberapa ayat Kitab Suci tentang Salib ini, baik dari Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Beberapa darinya kita kutip di sini.

Dalam Kitab Bilangan 21: 8, kita baca: “Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya (ular tembaga), akan tetap hidup!”

Terus di Filipi 2 ayat 8:  “Dan dalam keadaan sebagai manusia,  Ia (Kristus) telah merendahkan diriNya,  dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib!”

Sementara dalam Yohanes 8: 14-15 kita baca:  “Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun,  demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,  supaya setiap orang (kita)  yang percaya (“melihat/memandang”)  kepadaNya beroleh hidup yang kekal!” (Yohanes 3:14-15).

Salib selalu menjadi simbol sengsara dan penderitaan. Namun bagi kita yang  percaya kepadaNya,  salib atau jalan salib  adalah sekaligus menjadi lambang kemenangan.  Kemenangan Kasih  atas kebencian,  kemenangan hidup atas kematian.

Salib bukanlah kata akhir dalam  perjalanan iman,  perjalanan hidup rohani kita.  Salib dilihat sebagai lambing harapan dan keberanian dan kemenangan.  Salib mungkin menjadi pengalaman tragis dan traumatis bagi seorang Putera Allah (kita),  namun itu juga menjadi  kisah kekuatan  dan kesembuhan bagi kita.

Salib adalah kisah iman bahwa kita bisa  melampaui kejahatan dan kekejiaan dunia ini. Salib adalah Bahasa cinta, kisah cinta, kisah kasih dan pengorbanan yang membawa keselamatan.  Tiada cinta,  tiada kasih tanpa pengorbanan,  dan salib adalah Bahasa utama  dari Cintakasih itu.

Pada Pesta Salib Suci hari ini, kita  diingatkan untuk meluangkan waktu semenit-dua, atau sebentar saja  setiap hari untuk menatap, melihat, memandang Salib Kristus.  Di sanalah seluruh kisah cinta Allah dibahasakan bagi kita.

Yesus memilih untuk  menebus kita  lewat kurban SalibNya, saat kita  berdosa atau dalam  keadaan dosa.  Begitu besar kasih pengampunan Tuhan yang tertuang dalam kisah salib.  Pandanglah,  lihatlah Salib Kristus!  Renungkanlah! Timbalah rahmat,  kekuatan dari Salib Kristus!  Sebab dengan SalibMu yang Suci,  Engkau telah menebus dan menyelamatkan dunia, menebus dan menyelamatkan  kita.

Selamat Pesta Salib Suci. Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita  yang selalu memandang salib sebagai jalan,  tanda, bahasa cintakasih Tuhan bagi  kita.  Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *