Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.”
Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. (Matius 16: 20-27).
Oleh: Romo John, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
HARI ini adalah Hari Minggu Kitab Suci Nasional 2023 yang mengusung tema: “Allah Sumber Kasih dan Keselamatan”. Tema ini bertolak dari nats Kitab Suci: “Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia!” (Yunus 4:2)
Sementara bacaan Injil hari ini berbicara tentang syarat mengikuti dan menjadi sahabat Yesus. “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya orang memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya?” (Matius 16:24-26).
Ada sepotong kisah tentang Santa Theresia dari Avila yang relevan dengan Injil hari ini. Suatu kali, Theresia yang sering memperoleh pengalaman mistik ini mengeluh kepada Tuhan Yesus: “Tuhan, mengapa saya sering mendapat tantangan dan menderita, padahal saya setia mengikuti Engkau dan mendengarkan dan melaksanakan SabdaMu dan rencana dan kehendakMu?” Yesus menjawab: “Theresia, begitulah cara Saya memperlakukan orang-orang yang mau mengikuti Saya!” Serta merta Theresia menimpali: “Tuhan, pantas Engkau memiliki cuma sedikit pengikut!”
Di sini Yesus mengemukakan rahasia atau syarat untuk bisa menjadi sahabat Yesus, sehingga tidak kehilangan nyawa, dan tetap “memperoleh seluruh dunia”.
Apa saja rahasia menjadi sahabat Yesus itu? Pertama, menyangkal diri. Penyangkalan diri berarti “menahan diri” dari segala sesuatu yang menyenangkan diri sendiri demi kepentingan yang lebih besar. Mengorbankan kepentingan diri sendiri untuk Tuhan dan orang lain. Setiap saat dan di mana saja siap untuk mengatakan “tidak” untuk diri sendiri dan mengatakan “ya” untuk Tuhan dan orang lain. Mengabaikan kehendak sendiri, meninggalkan keinginan-keinginan pribadi dan mengutamakan kebahagiaan dan keselamatan.
Kedua, memikul salib, yaitu rela berkorban demi kepentingan umum, banyak orang. Rela berkorban untuk Tuhan dan orang lain. Rela berkorban untuk kepentingan Kerajaan Tuhan. Rela berkorban untuk kebaikan umum.
Ketiga, mengikuti Yesus. Mengikuti Yesus berarti “menyerahkan diri dan hidup” kepada Yesus dalam ketaatan dan kesetiaan yang sempurna. Harus selalu mengikuti jejak Kristus, Sang Guru. Ikut protocol Yesus. Kita meneladani Yesus. Hidup dan karya serta tindakan mesti selaras dengan kehendak dan teladan hidup Sang Guru.
Rahasia mengikuti Yesus itu bisa mendatangkan kebaikan, kebahagiaan, dan keselamatan untuk kita, “tidak kehilangan nyawa, tetap memperoleh seluruh dunia”. Selamat memasuki dan mengisi Bulan Kitab Suci Nasional. Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang setia menjadi sahabat Yesus. Amin.