Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.
Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: “Ia menumpang di rumah orang berdosa.”
Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.”
Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” (Lukas 19:1-10).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
KITA adalah pendosa, tidak sempurna. Untuk itulah Yesus datang ke dunia, mencari dan menyelamatkan kita yang berdosa. Kita diundang untuk menerima tawaran keselamatan Allah dalam diri Yesus. Dituntut keberanian dan pengorbanan, perjuangan serta keterbukaan hati untuk “memanjat pohon ara”.
“Memanjat pohon ara” berarti selalu siap mendengar, mencari, dan melihat serta menjawab undangan itu dengan semangat pembaharuan dan pertobatan. Selalu datang kepada Tuhan dan bertobat. Kerelaan hati untuk pembaharuan dan pertobatan inilah yang memampukan kita untuk menerima keselamatan dari Tuhan dalam hidup harian kita.
Sikap hati seperti ini dapat dilihat dalam diri Zakheus hari ini. Walaupun tubuhnya pendek, simbol kurang percaya diri karena merasa diri berdosa dan hina, ia diam-diam berusaha memanjat pohon ara untuk “melihat” Yesus, bukan dengan bantuan orang lain, tetapi dengan bantuan alam, yaitu melihat Yesus dari atas pohon ara. Ketika itulah Yesus melihat Zakheus (kita) sampai ke lubuk hatinya yang terdalam, lalu “mau masuk ke rumahnya” (rumah kita). “Zakheus, segeralah turun. Hari ini Aku mau menumpang di rumahmu”. Zakheus (kita) “segera turun dan menerima Yesus Yesus dengan sukacita” (Lukas 19:5-6).
Seperti Zakeus, kita diajak untuk selalu “memanjat pohon ara”: Berusaha mendengarkan dan mencari Tuhan, bertemu, mendekatkan diri, menyatukan diri dengan Tuhan (setiap saat, hari – misa Harian: fakultatif, terutama wajib misa atau ibadat setiap hari Minggu). Tetaplah datang kepada Tuhan dan mohon pertobatan sehingga Tuhan mau “bertamu dan menginap di rumah hati, hidup dan karya kita”.
Selamat datang kepada Yesus hai Zakheus-Zakheus zaman now! Nanti Yesus datang dan nginap di rumah hati dan hidup dan karya kita! Semoga dengan bantuan doa Bunda Maria dan Santo Yosef, Allah Tritunggal Mahakudus memberkati kita sekalian yang “rajin memanjat pohon ara” untuk melihat Yesus dan turun untuk berjumpa denganNya. Amin.