Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.
Kata-Nya: “Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun. Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku.
Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun,
namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku.”
Kata Tuhan: “Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” (Lukas 18: 1-8).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
TIDAK ada seorang manusia pun yang hidup sendirian dan hanya untuk dirinya sendiri. Setiap manusia mempunyai ketergantungan pada orang lain di sekitarnya. Maka dengan sendirinya setiap orang juga membutuhkan pertolongan orang lain.
Sikap saling menolong adalah buah atau ciri dari kemudiran Yesus. Ia sendiri telah mengajarkan untuk saling menolong satu dengan yang lain. Dan Tuhan Allah adalah pertolongan kita yang luar biasa. Ia akan membenarkan orang-orang pilihanNya (kita) yang siang malam berseru memohon pertolonganNya dalam doa yang tekun dan mendalam serta tidak jemu-jemunya.
“Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihanNya yang siang malam berseru kepadaNya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu? Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka!” (Lukas 18:7-8).
Kerelaan untuk peduli dalam sikap menolong ini lahir dari ketulusan dan tanggung jawab iman bahwa Allah sendiri telah lebih dahulu memberikan cinta dan kepedulianNya dengan pengorbanan Yesus di salib. Karena itu, kepedulian, pertolongan dan bantuan bagi orang lain dalam bentuk apapun (tidak mesti dalam bentuk uang/materi, tapi juga dalam bentuk doa/mendoakan), sekecil dan sesederhana apapun itu, akan menjadi saluran Rahmat dan berkat Allah dalam diri kita.
Dengan sikap demikian kita disadarkan akan Rahmat dan berkat Allah yang terbuka untuk kita. Dan setiap orang (kita) pun dapat dan boleh bahkakn harus mendoakan atau memohon dan menjadi penyalur Rahmat dan berkat Tuhan bagi orang lain.
Semoga dengan bantuan doa Santo Yosafat, Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang selalu memohon dan menyalurkan rahmat dan berkat Tuhan bagi orang lain. Amin.