Renungan Sabtu, 19 Agustus 2023: Terimalah “Anak Kecil” dengan Penuh Cinta! (Matius 19: 13-15)

Lalu orang membawa anak-anak kecil  kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka   dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.

Tetapi Yesus berkata: “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah   yang empunya   Kerajaan Sorga.”  Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ. (Matius 19: 13-15).

Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.

DALAM Injil hari ini, Yesus  memberkati,  atau meletakkan tanganNya atas anak-anak  dan mendoakan mereka. Ini adalah simbol sikap kasih dan perhatian Yesus terhadap manusia (kita).   Yesus tidak pernah pilih-pilih  kasih dan pandang bulu atau pilih-pilih  orang yang harus datang dan menemui Dia.

Semua orang diundang dan diperlakukan sama di hadapanNya. Ia ingin mencintai semua orang,  siapa saja dia: kakek-kakek, nenek-nenek, om-om, tante-tante, orangtua,  orang muda dan anak-anak. Secara khusus anak-anak  adalah simbol orang kecil,  terlantar,  terpinggirkan,  lemah dan berkekurangan diundangNya untuk datang kepadaNya,  diberkati dan didoakanNya.

Yesus menerima “anak-anak” itu dengan penuh cinta. Mau mengasihi orang yang lemah dan tidak berdaya. Mau  memberi perhatian lebih dan terfokus pada mereka yang memerlukan kasih, perhatian  dan pertolongan.

Kita diajak untuk bersikap seperti Yesus mengundang dan menerima sesama (“anak kecil” yang tidak berdaya) dengan penuh cinta dan perhatian. Ada kerelaan hati yang tulus dan sungguh untuk menerima orang lain, terlebih mereka yang tidak memiliki kekuatan, yang lemah dan sakit dan menderita dan berada dalam persoalan hidup dan terlantar serta tersingkirkan.

Sikap yang demikian adalah cerminan bagaimana Allah Bapa di sorga menerima  umat yang datang kepadaNya.  Kita hendaknya menjadi cermin kasih dan perhatian dari Allah Bapa  “di sini – saat ini” untuk  menerima, memberkati dan mendoakan orang lain.

Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita  yang telah menjadi “cermin” kasih dan perhatian dari Allah Bapa bagi orang lain. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *