Renungan Selasa, 24 Oktober 2023: Selalulah Berjaga dan Waspada! (Lukas 12: 35-38)

“Hendaklah pinggangmu tetap berikat   dan pelitamu tetap menyala.  Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya   yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya. 

Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang.   Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka.  Dan apabila ia datang pada tengah malam atau pada dinihari dan mendapati mereka berlaku demikian, maka berbahagialah mereka!” (Lukas 12: 35-38).

Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.

HIDUP ini adalah anugerah. Tuhanlah  yang menganugerahkan hidup ini untuk kita, kendati kita  tidak memintanya. Tuhan menganugerahkan hidup ini karena Dia mencintai kita. Ini perlu kita sadari.

Sebagai tanda syukur atas anugerah hidup itu, maka kita harus menjalani hari-hari hidup ini dengan bik dan benar serta bertanggung jawab.  Bertanggung jawab atas hidup berarti  kita  tidak mengabaikan anugerah Tuhan itu. Berarti juga  kita selalu memilih dan melakukan yang baik dan benar serta selalu dekat dengan Tuhan yang menjadi sumber hidup kita.

Seringkali kita lupa bahwa tanpa Tuhan tidak mungkin kita ada dan berbuat apa-apa. Saat kita lupa atau  tidak sadar akan hal itu, maka kita  menjalani hidup ini berdasarkan keinginan  kita saja. Dosa, kejahatan dan  keinginan tidak teratur,  ketidakadilan akan muncul ketika manusia melepaskan dirinya dari Tuhan Sang Penciptanya. Karena saat itu yang memimpin manusia adalah ambisinya sendiri, bukan Tuhan sendiri.

Pada saatnya nanti Tuhan akan datang dan mengambil hidup kita,  dan kapan saatnya itu, kita tidak  ketahui. Maka sikap yang tepat dan bijaksana dalam  menantikan kedatangan Tuhan itu adalah berjaga-jaga dan berwaspada: Bertanggung jawab atas hidup kita. Menjalani hidup ini dengan sadar, baik, benar dan bertanggung jawab. Hidup penuh cinta kasih kepada Tuhan, sesama dan diri sendiri.

Singkatnya, kita jalani hari-hari hidup kita ini dengan selalui berjaga-jaga dengan berdoa dan bekerja.  Berdoalah dan bekerjalah! Ora et labora! Menjaga dan melaksanan keseimbangan antara hidup doa dan kerja  itu! Ada waktu untuk  berdoa, ada waktu untuk  bekerja.

Ada hari Minggu/Hari-hari  Raya dan Hari yang disamakan dengan hari Minggu) untuk  wajib berdoa (bukan sesuai selera kita, bukan fakultatip), ada unsur kebersamaannya di sana (bukan urus masing-masing) dan dilaksanakan bersama di tempat ibadat bersama, bukan di rumah masing-masing. Ada hari Senin-Sabtu untuk bekerja apa saja yang baik dan benar sesuai dengan  kemampuan, bakat, tugas dan tanggungjawab hidup yang telah diberikan Tuhan kepada kita  (bukan menganggur). Hanya mereka inilah yang berbahagia!

Dan kita? “Berbahagialah hamba-hamba yang  didapati tuannya berjaga-jaga  ketika ia datang!”  Bunda Maria selalu berjaga-jaga dengan  selalu menjaga keseimbangan antara kehidupan doa dan kerja. Selamat berjaga-jaga!

Semoga berkat doa Bunda Maria dan Santo, Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita  sekalian yang selalu berjaga-jaga dan berwaspada dalam menjalani dan mengisi hari-hari hidup ini. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *