Maka kata mereka kepada-Nya: “Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga.”
Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.”
Maka kata mereka kepada-Nya: “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” Kata Yesus kepada mereka: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. (Yohanes 6: 30-35).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
SETIAP tahun kita merayakan Hari Pangan Sedunia (HPS). Diingatkan betapa pentingnya pangan jasmani ini. Tanpa pangan, kita tidak dapat bertahan hidup, tidak akan punya daya, kekuatan untuk berkarya. Karenanya, kita diajak untuk menjaga, merawat dan melestarikan sumber daya alam sebagai sumber makanan jasmani kita.
Kita (sebagai orang beriman Katolik) membutuhkan “pangan rohani” untuk hidup kekal (hidup selalu dekat, bersatu, bersama dengan Tuhan) dan berkarya (melayani dengan penuh kasih, diakonia).
Yesus bersabda: “Akulah roti hidup. Barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, barangsiapa percaya kepadaKu, ia tidak akan haus lagi! (Yohanes 6:35).
“Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa!” adalah permintaan orang banyak (kita) dalam Injil hari ini (Yohanes 6:34). Untuk jaman kini, tidak perlu minta lagi! Datang saja dalam misa harian (fakultatip, tidak rugi juga kalau datang dan ikut misa harian: ada rahmat, kekuatan, daya dari Roti Hidup yang disantap untuk aktivitas sepanjang hari) dan terutama wajib datang Misa Hari Minggu/Ibadat Hari Minggu dan pada Hari-hari Raya yang disamakan dengan Hari Minggu dan Hari-hari Biasa yang diwajibkan oleh Gereja Katolik untuk menyantap Roti Hidup dari surga itu.
Dijamin tidak akan lapar dan haus lagi secara rohani. Di sana dosa kita dengan pikiran, perkataan, perbuatan dan kelalaian pasti dihapuskan sehingga kita selamat dan mendapat rahmat dan berkat dari Allah Bapa karena tidak terhalang oleh dosa kita.
Pertanyaan untuk direnungkan, apakah kita melihat Tuhan Yesus datang membawa roti hidup itu langsung dari surga? Apakah Yesus membawa hosti dan anggur dan persembahan material untuk kita dari surga, yang diwujudkan dalam bentuk kolekte? Yesus tidak bawa itu! Yesus tidak siapkan itu! Masing-masing umat beriman Katolik yang menyiapkan dan membawa hosti, anggur, persembahan material (yang diwujudnyatakan dalam bentuk kolekte).
Tuhan Yesus yang memberkati dan mengubahnya itu menjadi Tubuh dan DarahNya dengan kekuatan Roh Kudus. Dan itulah Roti hidup yang turun dari surga dan kita santap sebagai pangan rohani pada perayaan Ekaristi. Maka penting sekali kita membawa hosti dan anggur, persembahan yang diwujudnyatakan dengan kolekte dalam Misa, sehingga kita bisa “makan atau komuni”!
“Sungguh kuduslah Engkau ya Bapa, sumber segala kekudusan. Maka kami mohon, kuduskanlah persembahan ini (hosti,anggur, persembahan/kolekte) dengan pencurahan RohMu, agar bagi kami menjadi tubuh dan darah PuteraMu terkasih Tuhan Yesus Kristus!” adalah kata-kata yang keluar dari imam yang memimpin Perayaan Ekaristi, dan inilah Roti hidup yang turun dari surga. Dan inilah pangan rohani kita.
Kita berdoa: “Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Roti Hidup yang kekal. Dengan menyambut Tubuh dan DarahMu setiap hari terutama setiap Hari Minggu/Raya, kami pasti akan Kaukenyangkan dan Kaupuaskan. Semoga kami selalu menghidupkan Ekaristi dalam hidup kami!”
Selamat menikmati Roti Hidup! Makanlah Roti Hidup atau pangan rohani sesering mungkin! Semoga Allah Tritunggal Mahakudus: Bapa dan Putera dan Roh Kudus (+) memberkati kita sekalian yang sering makan Tubuh dan Darah Kristus. Amin.