Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: “Salam bagimu.” Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. Maka kata Yesus kepada mereka: “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.”
Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: “Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa.”
Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini. (Matius 28: 8-15).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
“SALAM bagimu!” (Mmatius 28:9). Salam damai sejahtera bagimu, damai Tuhan besertamu! Semuanya itu adalah ungkapan hati atau sapaan Tuhan Yesus bagi orang (kita) yang dengan tekun mencari dan menemukan dan bersatu denganNya, seperti yang dialami perempuan-perempuan yang pergi ke kubur Yesus dalam bacaan suci hari ini.
Dalam Injil hari ini, Yesus “masuk dan hadir” dalam kehidupan sehari-hari dari perempuan-perempuan itu dan dari para rasul dan dari kita. Tuhan Yesus masuk dan hadir dan terlibat dalam kehidupan aktual kita (memperbincangkan kebangkitan dan penampakan Yesus yang bangkit; memperbincangan persoalan hidup). Dia hadir membawa perubahan dan pencerahan, ketenangan, sukacita dan kegembiraan serta kedamaian, kebahagiaan. “Salam bagimu” atau “Damai sejahtera bagimu!” kata Yesus kepada kita.
Tapi meka juga bimbang dan ragu. Tidak atau kurang percaya kepada Yesus. Maka Yesus memberi peneguhan berikutnya: “Aku ini! Jangan takut!” (Matius 28:10).
Yesus menguatkan iman kita dengan kata-kata peneguhan itu dan dengan “memecahkan roti dan makan ikan”. Itulah tanda kehadiran nyata Yesus. Itulah Ekaristi. Itulah Sakramen Ekaristi. Melihat itu, kita percaya dan mengikuti Yesus. Merasa damai. Kita diharapkan dan diajak untuk selalu mencari Yesus untuk menemukan Damai sejahtera, ketenangan, sukacita dan kegembiraan dan kebahagiaan hidup dalam Ekaristi di tengah kesibukan duniawi kita, di tengah dilanda ketakutan dan pengalaman hidup yang “galau”.
Selamat mencari, melihat, menemukan, merasakan kehadiran nyata Tuhan Yesus dalam Perayaan Ekaristi atau Misa kudus (yang standar/minimal/vakultatp Misa Harian dan Misa Hari Minggu/Hari-hari Raya yang disamakan dengan hari Minggu. Selamat disapa Yesus. Sapaan dan kehadiranNya membawa Damai sejahtera untuk kita sekalian.
Semoga Allah Tritunggal Mahakudus yang selalu membawa Salam Damai Sejahtera (+) memberkati kita sekalian yang tekun mencari Yesus di tengah kesibukan duniawi ini. Amin.