Senin (12 Februari 2024): Ingatlah, Hidup Kita adalah Tanda Nyata Berkat Tuhan! (Markus 8: 11-13)

Lalu muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari sorga.

Maka mengeluhlah  Ia dalam hati-Nya dan berkata: “Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda.” Ia meninggalkan mereka; Ia naik pula ke perahu dan bertolak ke seberang. (Markus 8: 11-13).

Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.

HIDUP kita adalah berkat atau harus menjadi berkat. Hidup kita sebagai orang yang percaya kepada Kristus  “saat ini di sini” sebenarnya merupakan suatu “tanda” bahwa kita  adalah orang yang diberkati  oleh Tuhan dan menjadi berkat  bagi orang lain.

Kalau demikian,  mengapa terkadang bahkan sering kita masih meminta tanda dari Tuhan sebagai bukti bahwa Dia ada, hadir dan memberkati, mencintai dan menyelamatkan kita?  Mengapa meragukan kehadiran Tuhan dan kuat kuasa serta rencana dan kehendakNya?

Padahal sebenarnya ada banyak tanda di dalam hidup dan karya kita yang diberikan oleh Tuhan sebagai bukti bahwa Tuhan ada, hadir, berkarya, campur tangan dalam peristiwa dan pengalaman hidup kita  bahwa Tuhan mencintai dan memberkati  kita.

Tuhan sudah memberikan mukjizat-mukjizat besar kepada kita.  Seluruh hidup kita  saat ini di sini adalah mukjizat dari Tuhan. CintaNya adalah tanda,  bukti Tuhan ada untuk kita.  “Tak ada kasih/cinta yang paling agung daripada kasih orang yang menyerahkan nyawanya untuk  sahabat-sahabatnya!” kata Yesus (Yohanes 15:13).

Tubuh dan DarahNya sendiri yang  sering kita  santap dalam  Misa Harian – fakultatip dan terutama wajib pada  setiap Hari Minggu dan Raya yang disamakan dengan Hari Minggu dan yang diwajibkan oleh Hukum Gereja Katolik adalah bukti atau tanda  nyata Tuhan mencintai dan  memberkati kita. Sakramen-sakramen adalah tanda  nyata kehadiran Tuhan yang menyelamatkan kita.

Dari kita hanya diminta sikap percaya sungguh dan tahu bersyukur dan berterimakasih untuk semua tanda berkat yang melimpah itu, bukan malah mempertanyakan lagi  seperti orang  Farisi tadi.

Selamat bersyukur karena telah menjadi berkat bagi orang lain.  Selamat menjadi tanda dan berkat yang membawa dan membagi berkat Tuhan bagi orang lain.  Hidup kita adalah tanda berkat Tuhan.

Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian  yang rajin menjadi dan membawa serta memberi berkat Tuhan untuk orang lain. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *