Dan kata-Nya lagi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri.Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon.Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu.”
Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi. (Lukas 4: 24-30).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
DITOLAK merupakan pengalaman yang sangat menyakitkan, apalagi ditolak oleh orang yang sangat dekat dengan kita dan ditolak karena berbuat baik. Penolakan bisa menimbulkan perasaan sedih dan kecewa, sakit hati, lebih-lebih lagi jika kita ditolak karena perbuatan baik dan benar yang kita lakukan.
Injil hari ini mengisahkan penolakan yang dialami Yesus dari Nazaret. Yesus ditolak karena pengajaran dan pencerahanNya. Orang-orang yang berada di Bait Allah dan yang mendengarkanNya marah dan mengusir karena mereka merasa tersinggung dengan ajaranNya.
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya… Dan pada zaman Nabi Elisa banyak orang kusta di Israel, dan tidak ada satu orang pun dari antara mereka yang ditahirkan/disembuhkan, selain daripada Naaman, orang Siria itu!” (Lukas 4:24.27).
Mereka merasa bahwa merekalah yang dimaksudkan oleh Yesus dalam pengajaranNya itu. Mereka menutup pintu hati terhadap Yesus dan pengajaranNya. Mereka tidak mau percaya kepada Yesus dan pengajaranNya. Padahal Yesus tidak bermaksud menyinggung perasaan mereka atau menyulut kemarahan mereka.
Yesus mau agar mereka (kita) buka hati dan percaya sungguh kepadaNya dan selamat (sembuh). Yesus mengharapkan supaya mereka (kita) mau membuka hati. Semua itu dilakukan Yesus karena cintaNya kepada mereka (kita).
Yesus mengajar kita betapa pentingnya beriman, percaya, berserah diri dan membuka hati kepada Tuhan. Jika kita percaya dan membuka hati dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, maka kita akan mengalami mukjizat-mukjizat dari Tuhan saat ini-di sini, setiap hati.
Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang selalu membuka hati dan percaya serta menerima tawaran kasih Tuhan. Amin.