KITAKATOLIK.COM.—Paus Fransisus berdoa bagi para korban serangan di sebuah gereja Katolik di Burkina Faso pada Minggu (12/5) yang lalu.
“Bapak Suci mengikuti dengan sedih peristiwa penembakan di Burkina Faso. Ia berdoa untuk para korban, untuk keluarga mereka dan untuk seluruh komunitas Kristen di Negara itu,” tulis Alessandro Gisotti, Kepala Ad Interim Kantor Pers Tahta Suci pada Senin (13/5).
Serangan brutal tersebut terjadi saat Perayaan Ekaristi sedang berlangsung di salah satu gereja Katolik di Dablo, Burkina Faso. Selain lima orang umat meninggal, pastor yang memimpin Perayaan Ekaristi juga ditembak dan meninggal.
“Sekitar jam 09.00, saat kebaktian, seorang bersenjata merangsek masuk ke gereja Katolik. Mereka mulai melepaskan tembakan ketika umat sedang berusaha kabur,” ujar Wali Kota Dablo, Ousmane Zongo, kepada AFP.
Menurut Zongo, para pelaku tersebut berjumlah sekitar 20 hingga 30 orang. Mereka kemudian menyandera sejumlah jemaat.
Setelah menjalankan aksinya, para pelaku membakar gereja, juga beberapa toko dan kafe kecil sebelum melarikan diri ke pusat medis terdekat.
Di sana, mereka melakukan penjarahan kemudian membakar kendaraan kepala perawat rumah sakit tersebut.
“Atmosfernya sangat panik di kota. Orang-orang bersembunyi di dalam rumah, tak ada kegiatan. Toko-toko tutup. Kota ini seperti kota hantu,” tutur Zongo.
Aparat keamanan lantas menerjunkan personel mereka ke Barsalogho, di radius sekitar 45 kilometer di selatan Dablo. Mereka menyisir area-area yang dianggap rawan.
Serangan ini terjadi dua hari setelah pasukan khusus Prancis membebaskan empat sandera warga asing di utara Burkina Faso dalam satu operasi yang menewaskan dua tentara.
Dua pekan lalu, satu gereja lain untuk umat Kristen Protestan di Burkina Faso juga menjadi sasaran serangan. Dari atas motor, pelaku melepaskan serangkaian tembakan yang menewaskan satu pendeta dan lima jemaat.
Sejak 2015, Burkina Faso memang kerap diguncang serangan mematikan yang diduga dilakukan oleh sejumlah kelompok militan Islam, termasuk Ansarul Islam, Group to Support Islam and Muslims (GSIM), dan ISIS.
Dalam kurun waktu kurang lebih empat tahun, hampir 400 tewas akibat serangan-serangan tersebut. (Admin/dbs)