VATIKAN,KITAKATOLIK.COM—Sabda Tuhan bukanlah sebuah informasi biasa, seperti berita lainnya, sekali membaca, maknanya bisa langsung dicerap. Sabda Tuhan harus dibaca berkali-kali dan direnungkan sampai bisa bergema dalam hati dan menghasilkan perubahan hidup.
Hal tersebut ditegaskan Paus Fransiskus dalam pesannya menjelang Doa Angelus atau Malaikat Tuhan dari jendela yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus, Minggu (31/10/2021), kemarin.
“Sabda Tuhan harus bergema, bergema dan bergema kembali di dalam diri kita. Ketika ada gema batin yang berulang, itu berarti Tuhan bersemanyam di dalam hati,” kata Paus. Dan supaya bisa bergema, Sabda Tuhan tersebut perlu dibaca berulang-ulang.
Pengulangan tersebut terlihat dalam bacaan Injil hari Minggu kemarin (Markus 12:28b-34), terutama melalui sikap ahli taurat yang setelah mendapatkan jawaban dari Yesus tentang “hukum mana yang paling utama”, ia membenarkan dan kemudian mengulang jawaban Yesus itu.
“Pengulangan ini adalah pengajaran bagi kita semua dalam mendengarkan Sabda Tuhan,” kata Paus.
Lebih lanjut, Paus menegaskan bahwa Sabda Tuhan tidak sekedar dibaca atau didengar, tapi juga direnungkan. Dan perenungan itu melibatkan setiap aspek kehidupan. Jadi harus melibatkan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap kekuatan.
“Terhadap bacaan Injil hari ini misalnya, tidak cukup hanya dengan membacanya dan memahami bahwa kita perlu mengasihi Tuhan dan sesama kita. Adalah perlu bahwa perintah ini, yang merupakan ‘perintah agung’, bergema di dalam kita, agar diasimilasi, sehingga menjadi suara hati nurani kita,” katanya.
Dengan cara ini, tambah Paus, Sabda itu tidak akan menjadi sebuah surat yang mati, di dalam laci hati, karena Roh Kudus membuat benih Firman itu berkecambah di dalam kita. Dan Firman Allah bekerja, selalu bergerak, hidup dan efektif,” jelas Paus. (Admin)