Bertemu Presiden, Kardinal Suharyo: Kami Selalu Menekankan Kebaikan Bersama

JAKARTA,KITAKATOLIK.COM—Ketua Presidium  KWI (Koferensi Waligereja Indonesia) menegaskan bahwa dalam menghadapi persoalan bangsa, termasuk menghadapi COVID-19 dengan seluruh akibat ikutannya, Gereja Katolik selalu menekankan perjuangan demi kebaikan bersama.

 “Kami dari gereja Katolik selalu menekankan Kebaikan Bersama, yang mencakup dua hal yaitu cinta tanah air dan peduli,” kata Uskup Agung Jakarta ini saat bersama para tokoh agama lainnya bertemu dengan Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo, Senin(30/8/2021) di Istana Negara.

Selain Mgr. Suharyo, hadir juga para tokoh agama lain seperti Ketua Umum PB Nahdatul Ulama Prof. Dr. Said Aqil Siraj, Sekjen Umum PP  Muhammadyah  Prof. Dr. Abdul Mu’ti dan Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom.  Sementara Presiden didampingi  Mensesneg  Pratikno  dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Sikap peduli, kata  Mgr. Suharyo,  merupakan watak  dasar masyarakat Indonesia, dan ini menjadi modal dasar untuk membangun Indonesia, termasuk menghadapi pandemik dengan protokol kesehatan.

Terkait kegiatan vaksinasi yang sedang digalakkan  dan terbukti efektif menurunkan  tingkat penyebaran COVID-19,  Kardinal menyampaikan perlunya vaksinasi keliling untuk menjangkau masyarakat yang kesulitan akses vaksinasi karena ketiadaan KTP.

“Seperti yang segera akan kami lakukan di Bantar Gebang. Dengan vaksinasi keliling, diharapkan mampu menjangkau mereka yang tidak memiliki KTP,” katanya.

Memberikan Harapan

Sebelumnya, Presiden menggambarkan pasang surut kurva epidemiologis pada kurun kuartal pertama dan kedua 2021 ini, dimana pertambahan kasus positif  harian sempat mencapai 56.757 pada 15 Juli 2021.

“Ini terjadi paska mudik 2021 dan adanya varian baru,” lanjut Presiden. Padahal di bulan Mei, sudah turun melandai hingga 2.622 per hari (14 Mei 2021) dari yang sebelumnya 12.864 per hari (1 Februari).

 “Menurut para ahli epidemiolog, bisa tembus ke angka 80.000 kasus baru per hari, kalau tidak ada penanganan yang serius. Dan kita patut bersyukur karena angkanya terus menurun, hingga 7.427 per 29 Agustus. Dengan ini kita berharap perekonomian akan naik,” urainya.

Presiden juga mensyukuri, sekalipun Indonesia menduduki posisi keempat negara dengan jumlah penduduk terbesar, tetapi Indonesia tidak termasuk di 10 peringkat negara di dunia berdasar total kasus positif covid-19. Presiden juga membandingkan menurunnya kasus harian di Indonesia saat ini di angka 7.427  dengan Amerika (81.000), India (43.000), Inggris (33.000), dan tiga negara Asia: Malaysia (20.579), Filipina (18.528) dan Thailand (16.526).

Foto Ilustrasi: Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo bertemu Presiden pada 2020. (HidupKatolik.com)

Pada kesempatan pertemuan ini, Presiden juga menyampaikan perkembangan program vaksinasi. Per hari ini, kata Presiden, kita sudah mencapai 97,5 juta orang yang divaksin. Kita menduduki peringkat ketujuh di dunia sesudah RRT, India, Amerika, Brazil, Jepang dan Jerman.”

Menurut Presiden, program vaksinasi ini dapat berjalan lancar  dan baik, di samping oleh kerja keras TNI dan Polri bersama pemerintah, adalah berkat topangan dan bantuan lembaga agama.

“Saya menyampaikan apresiasi kepada lembaga agama atas hal ini,” lanjut Presiden. Presiden juga mengakui adanya keluhan dari beberapa daerah karena kekurangan vaksin. Namun Presiden segera menambahkan bahwa di bulan September ini sedikitnya kita akan mendapatkan tambahan 70 juta vaksin.

Terkait dengan pertumbuhan ekonomi yang melemah akibat pandemi ini, Presiden menggambarkan trend yang membaik di kuartal kedua 2021, meski sempat minus 5,32 pada kuartal pertama 2020. Inflasi juga relative terjaga, yakni 1,5, dibandingkan dengan Korsel (2,6), Singapore (2,4), Jerman (3,8) dan Amerika (5,4).

“Terhadap perekonomian yang melemah akibat pandemi ini, pemerintah telah memberikan perlindungan sosial, melalui ragam program berupa keluarga harapan, bantuan tunai, BLT Dana Desa, Kartu Sembako, Bantuan Beras, Subsidi kuota internet, diskon listrik, kartu prakerja dan bantuan subsidi upah. Selain itu, pemerintah juga menopang Nasabah PNM Mekar, yang hingga kini telah menjangkau 10,8 juta para pengusaha lemah seperti tukang bakso, dan lain-lain,” jelas Presiden.

Daerah Indonesia Timur

Sembari menyampaikan apresiasi atas langkah-langkah yang  telah diambil pemerintah, Ketua Umum PGI  Pdt Gomar Gultom menyebut bahwa bersama gereja-gereja lainnya, pihaknya  telah menempuh banyak langkah seperti penyebaran edukasi dan informasi seputar pandemic  dan vaksinasi, pengembangan solidaritas dengan sesama khususnya mereka yang terpapar pandemi, baik korban covid maupun perekonomian yang terpuruk.

Gomar juga menyinggung tentang kesenjangan antar wilayah menyangkut akses vaksinasi ini, khususnya di daerah terpencil dan daerah timur Indonesia.

“Secara khusus saya memohon perhatian Bapak Presiden atas wilayah Papua. Banyak penduduk menolak vaksinasi karena vaksinatornya dari TNI dan Polri. Masalah Papua ini selalu berlapis, vaksin pun bisa diseret dan diinterpretasikan ke hal-hal lainnya. Terkait hal ini, saya mengusulkan agar vaksinator di Papua sebaiknya dilakukan oleh nakes non TNI dan Polri. Jika tenaga kurang, gereja-gereja siap memambatu mengirimkan relawan. TNI dan Polri dapat menopang dari belakang,” katanya. (Admin)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *