Jelang Usia 77 Tahun, Romo Anton Konseng, Pr., M. Sc Meninggal Dunia

PEKANBARU,KITAKATOLIK.COM—Setelah beberapa hari dirawat di ruang ICU Rumah Sakit Santa Maria, Pekanbaru karena stroke yang dialaminya, romo Anton Konseng Pr., MSc akhirnya berpulang pada pukul 20.52, Senin (26/2/2024), kemarin. Serangan stroke sudah pernah menimpa imam diosesan kelahiran Sikka, Flores, NTT, 13 Juni 1947 ini.

Banyak tugas penting sudah diemban pastor yang ditahbiskan imam pada 20 Juni 1975 ini. Antara lain sebagai Kepala LPPS (Lembaga Penyuluhan Petani Pancasila) Keuskupan Agung Ende, yang berkantor di Nita, depan Seminari Tinggi Ritapiret pada tahun 1980-an.  Ia juga pernah menjadi pembimbing para frater sebagai romo Perfek di Seminari Tinggi Santo Petrus Ritapiret. Mgr. Ewaldus Martinus Sedu, Uskup Maumere dan Mgr. Dominikus Saku adalah “anak binaan” pastor Anton saat itu.

Lepas dari Ritapiret, pastor yang juga ahli dalam bidang psikologi konseling ini juga pernah melayani di Konferensi Wali Gereja Indonesia sambil mengajar di Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta.

Selanjutnya pindah ke Keuskupan Padang,  dan pernah melayani sebagai  Ketua Yayasan Prayoga Riau dari periode 2017 hingga 2022. Juga sebagai pastor rekan di Paroki Santa Maria a Fatima, Paroki yang berada di Pekanbaru, Riau. Lokasi Paroki ini berada di Jl. Jend. Ahmad Yani No.48, Pulau Karam, Kec. Sukajadi, Kota Pekanbaru, Riau.

Bukan panjangnya usia

Sebagai psikolog, banyak makna hidup yang bernas dibagikan romo Anton. Kepada para anak binaannya di Seminari Tinggi Ritapiret misalnya, ia selalu berpesan untuk berjuang dan berusaha menjadi pribadi yang dewasa dan utuh.

“Jadilah manusia yang utuh dan manusiawi dulu, setelah itu baru Anda boleh berpikir untuk menjadi imam,” nasihatnya selalu kepada para calon imam antar dioses yang berasal dari beberapa keuskupan di daratan Flores, Timor dan beberapa berasal dari Kalimantan.

Saat merayakan HUT ke-75, ia meminta para undangan yang hadir untuk mengisi hidup dengan hal-hal yang bermanfaat dan bermakna bagi orang lain.

“Usia itu bukan yang paling pokok untuk kita. Tapi bagaimana hidup itu, entah pendek atau panjang, berguna dan bermanfaat bagi banyak orang,” katanya. Di akhir kata sambutannya, ia meminta para hadirin untuk mendoakannya agar bisa bekerja dengan baik, bukan supaya umur panjang.

“Rasanya sulit untuk menyampaikan ‘kata apa’?  pada hari perpisahan abadi. Mengingat ada rupa-rupa kebaikan sebagai pembimbing dan guru yang mengikuti teladan Yesus, yang telah kami terima dan sudah kami bagikan. Selamat jalan Romo Tony ke Tanah Air Surgawi bahagia kekal. RIP!” tulis Romo Aloysius Ndate, imam Keuskupan Maumere tentang kepulangan romo Anton ke keabadian. Romo Alo merupakan salah satu anak binaan almarhum sekitar tahun 1980-an.  (Admin).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *