Minggu (30 Juni 2024): Imanmu yang Teguh kepada Kristus, Menyelamatkanmu!

Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu,  orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, datanglah seorang kepala  rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya  dan memohon dengan sangat kepada-Nya: “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu  atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.”

Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.

Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya,  aku akan sembuh.” Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.

Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga  yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: “Siapa yang menjamah jubah-Ku?” Murid-murid-Nya menjawab: “Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?”

Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.  Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”

Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala  rumah ibadat itu dan berkata: “Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?” Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: “Jangan takut, percaya saja!”

Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. Mereka tiba di rumah kepala  rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: “Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!” Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. Lalu dipegang-Nya tangan  anak itu, kata-Nya: “Talita kum,” yang berarti: “Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!”

Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorangpun mengetahui hal itu,  lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan. (Markus 5: 21-43).

Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.

INJIL hari ini berbicara tentang iman, kepercayaan, keyakinan sebagai “motor atau mesin, power” yang “menghidupkan, menggerakkan, membangkitkan” hidup kita yang “mati atau terpuruk” kini di sini. Kepercayaan,  keyakinan,  iman yang total,  penuh, mutlak,   tak setengah-setengah kepada Tuhan. Kepercayaan,  keyakinan,  iman tanpa syarat. Datang dan pasrahkan diri kepada Tuhan dalam seluruh peristiwa hidup  kita kini di sini.

Dua contoh orang yang memiliki iman yang total ditemukan dalam Injil hari ini. Pertama, kepala rumah ibadat. Ia datang dan menyembah Yesus (dengan iman yang penuh) dan  meminta agar anaknya yang sudah mati dihidupkan kembali.

“Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tanganMu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup… Tapi sementara Yesus berbicara datanglah “orang” dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: “Anakmu sudah mati, apa perlunya engkau menyusah-nyusahkan Guru? Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: Jangan takut, percaya saja! (Markus 5:23.35-36). Alhasil anaknya dihidupkan kembali oleh Yesus.

Kedua, seorang perempuan yang menderita pendarahan. Sudah 12 tahun, tak sembuh-sembuh juga. Dia yakin, percaya Yesus bisa menyembuhkannya, katanya: “Asal kujamah saja jubahNya, aku akan sembuh. Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya!” (Matius 5:28-29). Maka dia mendekati Yesus dan menjamah  jubahNya dan alhasil sakit pendarahannya sembuh total.  Hanya dengan  menyentuh jubah bahkan  jumbai atau ujung jubah Yesus.

Keyakinan,  kepercayaan,  iman yang kuat,  penuh,  total,  mendalam dalam meminta tolong kepada Tuhan Yesus membuahkan hasil yang diharapkan. Tidak ada yang mustahil bagi Allah bagi orang (kita) yang menaruh keyakinan, kepercayaan, iman yang mendalam kepadaNya.  Harus sungguh-sungguh  yakin.  Bukan hanya di bibir saja.  Harus keluar dari lubuk hati yang terdalam.  Pasti terjadi sesuai dengan yang  diharapkan.

Bagaimana dengan kita? Kita harus memiliki kepercayaan,  keyakinan,  iman bahwa di dalam dan bersama Tuhan Yesus selalu ada jalan keluar untuk seluruh persoalan hidup kita. Itu harga mati, tidak perlu ada tawar-menawar. Jangan bimbang dan ragu!  Kalau kita  bimbang dan ragu, maka “mukjizat” tidak akan terjadi.  Dan kalau itu yang terjadi dalam diri kita kini di sini, maka berdoalah selalu setiap saat: Kuatkan dan tambahkanlah iman kami kepada kuat kuasaMu, di tengah kesibukan dunia ini!

Selamat merayakan Ekaristi Hati Minggu. Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita  sekalian yang sungguh beriman penuh kepada Tuhan Allah. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *