Penghujung September, Gereja Katolik Indonesia Kehilangan Dua “Pelayan” Terbaiknya

KITAKATOLIK.COM—Pada akhir September 2024, dua “pelayan” terbaik gereja Katolik Indonesia meninggal dunia. Pertama Pastor Lukas Gewa Tiala SVD di Roma, Minggu (29/9/2024). Yang kedua Uskup Agung Emeritus Pontianak Mgr.  Hieronymus Herculanus Bumbun, OFMCap., di Pontianak pada Senin (30/9/2024).

Sebelum berkarya di Roma pada Mei 2024, pastor Lukas Gewa Tiala, SVD berkarya di Papua Nugini. Semasa hidupnya, pastor Adi, begitu ia biasa disapa, selalu tampil tiap pagi di media sosial, terutama youtube dan facebook dengan tajuk “Renungan Harian Katolik Embun Sabda”. Ia  menyirami hati umat Katolik dengan renungan-renungannya yang bernas dan masuk sampai ke hati.

Pater Adi memiliki latar belakang pendidikan teologi dan misiologi. Ia menyelesaikan studi filsafat di Philosophisch-Theologische Hochschule SVD, Jerman, dan melanjutkan studi misiologi di Divine Word Institute of Mission Studies, Filipina, di mana ia juga meraih gelar lisensiat dalam teologi suci.

Pater Adi aktif sebagai dosen di IMAVI (Institut Misiologi Arnoldus Verbi Divini) dan memiliki minat besar dalam bidang misiologi. Ia banyak menulis dan menerbitkan karya ilmiah terkait dengan misi Katolik di Papua Nugini, seperti “Mission as Crossing Borders” dan “Mission in the Public Square“.

Selain itu, ia juga terlibat dalam berbagai kegiatan pastoral, termasuk sebagai Moderator Soverdia (kelompok awam yang mendalami spiritualitas SVD) di Distrik Jakarta.

Pastor Lukas Gewa Tiala SVD. Beliau meninggal di Roma, Minggu (29/9/2024).

Ungkapan dukacita datang dari banyak pihak, termasuk dari pengacara senior sekaligus pegiat HAM Azas Tigor Nainggolan. Ia mengenal mendiang saat pastor Adi menjalani masa Tahun Orientasi Pastoral di Jakarta pada awal tahun 2000-an sebagai pendamping kaum miskin dan para korban pembangunan dalam wadah Institut Sosial Jakarta.

“Kami sering berjalan-jalan mengunjungi komunitas Kaum Miskin di Jakarta dan sekitarnya untuk mendampingi atau membantu memecahkan masalah mereka. Romo Lukas yang ramah penuh semangat melayani dan membela Kaum Miskin menjadi contoh dan inspirasi untuk teman lainnya di SVD ketika itu untuk menjadikan masa TOP frater SVD bersama kaum miskin dan para korban,” tulis Azas di laman facebook-nya.

Uskup Dayak pertama

Uskup Agung Emeritus Pontianak, Mgr. Hieronymus Herculanus Bumbun, OFMCap., berpulang pada pukul 21.12 WIB di Rumah Sakit St. Antonius, Pontianak.  Dan jenazahnya disemanyamkan di Gereja Katedral Santo Yosep Pontianak.

Menurut rencana, misa Reguiem akan digelar pada sore hari ini, Selasa (1/10/2024) pukul 18.30 WIB. Misa dipimpin Uskup Sanggau, Mgr. Valentinus Saeng CP. Kemudian pada Rabu, (2/10/2024), pukul 18.30 WIB, kembali diadakan misa requiem dengan dipimpin Uskup Sintang, Mgr. Samuel Oton Sidin OFMCap.

Pada Kamis Kamis, (3/10/2024), pukul 09.00 WIB, Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus, akan memimpin misa pelepasan jenazah bagi mendiang Mgr. Bumbun. Jenazah Mgr. Bumbun rencananya akan dikebumikan di pemakaman Santo Yusuf, Sungai Raya, Pontianak.

Uskup Dayak

Mgr. Bumbun lahir pada 5 Agustus 1937 dan kemudian menerima tahbisan imamat pada 27 Juli 1967. Imam Kapusin ini kemudian dipercaya menjadi Uskup Auksilier Pontianak pada 19 Desember 1975 dan menerima tahbisan episkopalnya pada 27 Mei 1976, dengan gelar Uskup Tituler Capra.

Putra Dayak ini ditahbiskan menjadi uskup oleh Uskup Agung Semarang, Mgr. Justinus Kardinal Darmojuwono sebagai penahbis utama. Uskup Ketapang, Mgr. Gabriel Willem Sillekens, C.P. dan Uskup Agung Medan, Mgr. Alfred Gonti Pius Datubara, O.F.M. Cap, berperan sebagai penahbis pendamping.

Uskup Agung Emeritus Pontianak Mgr. Hieronymus Herculanus Bumbun, OFMCap. Wafat pada Senin (30/9/2024) di Pontianak.

Dengan demikian, Mgr. Bumbun menjadi orang Dayak pertama yang terpilih sebagai uskup di Indonesia. Pengangkatan uskup asli Indonesia menjadi salah satu penanda penting untuk menunjukkan kemandirian Gereja Indonesia pasca lahirnya hierarki Gereja Katolik Indonesia pada 1961.

Sebagai Uskup, Mgr. Bumbun mengambil motto Amor non Amatur yang berarti “kasih tak dikasihi”. Sebuah ungkapan yang diambil dari Santo Fransiskus Assisi.

Pada 26 Februari 1977, Mgr. Bumbun akhirnya benar-benar ditunjuk menjadi Uskup Agung Pontianak. Ia melanjutkan kepemimpinan Mgr. Herculanus Joannes Maria van der Burgt, O.F.M. Cap. yang meninggal dunia pada 2 Juli 1976.

Mgr. Bumbun mengemban tugas di takhta episkopal Keuskupan Agung Pontianak selama 37 tahun sebelum mengajukan pengunduran diri karena alasan usia lanjut. Pada kurun 1982-1990, Mgr. Bumbun sempat menjalankan tugas ganda saat ia juga menjadi Administrator Apostolik Keuskupan Sanggau.

Pada 3 Juni 2014, Tahta Suci Vatikan menerima pengunduran diri Mgr. Bumbun sebagai Uskup Agung Pontianak, dan menunjuk Mgr. Agustinus Agus, sebagai penggantinya. Setelah pensiun, Mgr. Bumbun tinggal di Biara Kapusin Pontianak hingga akhirnya ia tutup usia. (Admin/dbs).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *