LIMA,PERU,KITAKATOLIK.COM—Jejaring gerai makanan Burger King di Spanyol akhirnya minta maaf dan menarik semua iklannya pada Minggu Paskah, Minggu (18/4/2022) yang lalu. Iklan itu diprotes keras karena dianggap melecehkan Ekaristi selama Pekan Suci.
“Kami meminta maaf kepada semua orang yang merasa tersinggung dengan kampanye kami yang bertujuan untuk mempromosikan produk sayuran kami selama Pekan Suci. Kami tidak berniat menyinggung siapa pun,” pengumuman Burger King di Twitteer resminya pada Minggu Paskah.
Apa persis isi iklan yang memancing kontroversi tersebut? Ya, kontroversi muncul karena jejaring makanan cepat saji tersebut memasang papan iklan di seluruh Spanyol dengan mengutip kata-kata Tuhan Yesus pada Perjamuan Terakhir saat menguduskan roti. Mereka memodifikasikannya kata-kata itu untuk mempromosikan burger vegetarian yang baru.
Salah satu iklan tersebut berbunyi, “Ambillah dan makanlah yang tidak memiliki daging. 100 prosen vegetarian. 100 prosen rasa. Sayuran Raja Agung!” Iklan lain berbunyi, “Daging dari dagingku!” dengan kata “daging” dicoret dan diganti dengan “sayuran”.
Kampanye tersebut segera memicu kemarahan ribuan umat Katolik, beberapa imam, dan seorang uskup.
Ketika iklan Burger King tersebut menjadi viral, muncul tagar “BoikotBurgerKing” di media social dan diluncurkan di platform CitizenGO.
“Mereka mengolok-olok Ekaristi dan kematian Kristus selama waktu paling suci bagi orang Kristiani. Mereka memanfaatkan Pekan Suci untuk meluncurkan kampanye ofensif kepada jutaan orang percaya untuk mendapatkan publisitas dan menghasilkan uang. Saatnya merespons dengan boikot Burger King,” bunyi petisi tersebut, yang menuntut penghapusan iklan, permintaan maaf, dan pemecatan seorang eksekutif puncak.
“Uang adalah satu-satunya hal yang dipahami oleh perusahaan-perusahaan ini dan hanya dengan boikot, mereka akan mulai menghormati orang Kristen dan Yesus Kristus dengan layak,” tambah teks tersebut.
Seperti dilaporkan Diego Lopez Maria dari Catholic News Agency, hingga Senin, 18 April, petisi tersebut telah mengumpulkan lebih dari 22.000 tanda tangan. (Admin)