VATIKAN,KITAKATOLIK.COM—Berkat misteri Paskah, kita dapat membuat lompatan dari ketiadaan menuju kehidupan. Hal tersebut ditegaskan Paus dalam pesan Paskahnya pada malam Vigili Paskah pada Sabtu (16/4/2022) yang lalu.
Kata Paus, kita sering melihat kehidupan dan kenyataan dengan mata tertunduk, memusatkan pandangan hanya pada masa lalu, pesimis menatap masa depan, berpusat pada diri dan menetap dalam penjara sikap apatis kita. Bahkan kita berhenti di depan makam kepasrahan dan fatalisme, dan mengubur kegembiraan hidup,
“Namun melalui peristiwa Paskah, Tuhan memberikan kita pandangan yang baru, untuk melihat kehidupan dengan penuh optimisme. Untuk hidup dengan harapan bahwa ketakutan, rasa sakit dan kematian tidak akan menguasai kita. Berkat misteri Paskah Yesus, kita dapat membuat lompatan dari ketiadaan menuju kehidupan. Kematian tidak akan bisa lagi merampas hidup kita, karena kehidupan itu kini sepenuhnya dan selamanya dipeluk oleh kasih Tuhan yang tak terbatas,” katanya.
Dijelaskan, kematian memang dapat memenuhi kita dengan ketakutan yang bisa melumpuhkan kita. Tetapi Tuhan telah bangkit! Mari kita angkat pandangan kita, singkirkan tabir kesedihan dari mata kita, dan buka hati kita untuk harapan yang Tuhan bawa.
Keberanian berubah
Paus juga mengarahkan perhatian umat pada pernyataan “Mengapa kamu mencari yang hidup di antara orang mati? Dia tidak ada di sini, tetapi telah bangkit!” (Lukas 24: 5-6).
Ditegaskanya, kita tidak bisa merayakan Paskah jika kita terus mati, jika kita tetap menjadi tawanan masa lalu. Kita tidak merayakan Pakah, jika kita tidak memiliki keberanian untuk membiarkan diri kita diampuni oleh Tuhan yang mengampuni segalanya. Kita tidak bisa merayakan Paskah jika tidak memiliki keberanian untuk berubah, untuk memutuskan perbuatan jahat.
“Kita tidak bisa merayakan Paskah, jika kita terus mengurangi iman menjadi jimat, menjadikan Tuhan sebagai kenangan indah dari masa lalu, alih-alih bertemu dengannya hari ini sebagai Tuhan yang hidup yang ingin mengubah kita dan dunia kita,” tegasnya.
Dia menambahkan, kekristenan yang mencari Tuhan di antara reruntuhan masa lalu dan mengurungnya di kuburan kebiasaan adalah kekristenan tanpa Paskah.
“Tuhan telah bangkit! Janganlah kita tinggal di antara kuburan, tetapi larilah untuk menemukan Dia, Yang Hidup! Kita juga tidak boleh takut untuk mencari Dia di wajah saudara-saudari kita, dalam kisah mereka yang berharap dan bermimpi, dalam penderitaan mereka yang kita derita: Tuhan ada di sana!” ujarnya. (Admin)