Cegah Radikalisme, Yayasan Kasimo Minta Hidupkan Kembali Pembelajaran PMP

JAKARTA,KITAKATOLIK.COM—Untuk menghindari terpaparnya paham radikalisme, fundamentalisme dan terorisme di kalangan generasi muda Indonesia, Yayasan I.J. Kasimo mendesak diadakan pengkajian ulang untuk menghidupkan kembali pembelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) di semua jenjang pendidikan.

Tujuan menghidupkan kembali PMP adalah agar nilai-nilai Pancasila dapat terinternalisasi dengan baik pada semua pendidikan  untuk memperkokoh nasionalisme kita sebagai satu bangsa/negara yang besar yakni Negara Republik Indonesia.

“Kami menilai, akibat dari ketiadaan mata pelajaran PMP, generasi muda kita telah kehilangan idiologi Pancasila sehingga sangat mudah  disusupi oleh idiologi lain (transnasional) yang tidak sesuai dengan nilai-nilai idiologi negara kita Pancasila,” kata Dewan Pembina Yayasan I.J. Kasimo Dr. Stefanus Roy Rening SH, MH, dalam siaran persnya, Minggu (28/3/2021) yang diterima redaksi.

Penegasan tersebut disampaikan menanggapi aksi bom bunuh diri (aksi teror) yang terjadi di depan pintu gerbang  Gereja Katedral Makassar pada hari ini Minggu (28/03/2021) sekitar pukul 10.00 Wita.

Kejadian tersebut ditengarai sebagai bukti adanya paham radikalisme atau fudamentalisme  yang bertujuan memperjuangkan suatu ideologi (ide atau gagasan) dan paham yang ingin melakukan perubahan pada sistem sosial dan politik dengan mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan/atau idiologi negara dengan menggunakan cara-cara kekerasan/ekstrim (Bom Bunuh diri).

Dr. Stefanus Roy Rening SH, MH,Ketua Dewan Pembina Yayasan I.J. Kasimo.

“Kita semua warga bangsa yang cinta Indonesia ini harus bersatu padu melawan radikalisme atau fundamenalisme. Radikalisme harus dijadikan ‘musuh bersama’  oleh kita semua warga bangsa. Tidak ada tempat bagi paham radikalisme/fundamentalisme  untuk hidup dan berkembang dalam bumi Pancasila ini,” tegas Yayasan I.J. Kasimo.

Melukai warga bangsa

Sebelumnya, mereka mengutuk keras aksi bom bunuh diri tersebut. Apalagi aksi teror itu dilakukan pada hari Minggu ini, dimana umat kristiani sedang memasuki Minggu Pekan Suci yang dimulai dengan Minggu Palma.

“Aksi teror ini, sangat menciderai dan melukai perasaan umat kristiani khususnya dan warga bangsa Indonesia pada umumnya menjelang perayaan PASKAH 2021. Kita semua warga bangsa dituntut agar senantiasa mewaspadai aksi teror berikutnya yang sewaktu-waktu mungkin saja terjadi, apalagi menjelang hari besar keagamaan yaitu Kamis Kamis Putih, Jumat Agung dan Paskah,” tegasnya.

Mereka juga memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Bapak Presiden RI, Joko Widodo yang memberikan perhatian serius atas peristiwa ini dengan memerintahkan sesegera mungkin aparat keamanan (Panglima TNI dan Kapolri) untuk mengusut tuntas dan menindak secara tegas pelaku teror ini sampai keakar-akarnya.

Mereka berharap, peristiwa semacam ini tidak lagi terjadi di masa mendatang yang dapat mengganggu kebersamaan kita sebagai satu bangsa.

“Sebagai warga bangsa, kita semua dituntut memberikan harapan  dalam mewujudkan kehidupan bersama yang lebih baik (Bonum Commune). Hendaknya spirit ‘KITA BHINNEKA-KITA INDONESIA-KITA PANCASILA bukanlah sekedar fiksi/konsep/teori belaka melainkan harus diwujud-nyatakan dalam kehidupan kebangsaan, kenegaraan dan kemasyarakatan,” tegas mereka. (admin)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *