Jangan Hidup dengan Percuma

TANGERANG,KITAKATOLIK.COM—Manusia adalah citra dan putra-putri Allah, karena itu maka kita harus selalu menghasilkan buah-buah kebaikan. Jangan hidup dengan percuma.

“Kalau tidak, kita seperti  pohon ara yang tidak berbuah.Yang karena tak berbuah lalu disuruh tebang atau dibuang saja. Untung tukang kebunnya berbaik hati sehingga ia memohon kepada tuan kebun agar hukuman itu ditunda tahun berikut. Dan ia  berjanji akan menjaga, mencangkul, menyiram sehingga tahun depan bisa berbuah,” kata Pastor Cornelius Priyanto Basuki, OSC dalam Perayaan Ekaristi yang dimulai pukul 09.00 di Paroki Curug, Santa Helena, Tangerang.

Hidup kita, tambah dia, tidak boleh sia-sia. Tidak boleh hanya hidup sekedar hidup dan tak berguna bagi orang lain. Hidup kita harus berbuah dan berguna bagi orang lain.

“Kita diminta untuk berbuah. Itulah tujuan hidup kita. Hidup kita ini  adalah  persiapan untuk kehidupan kekal. Kalau  kita tidak berbuah, apakah kita bisa sampai kepada kehidupan yang kekal? Pasti tidak! Kita diminta untuk menjadi seperti  pohon ara yang berbua dengan menjadi berkat bagi sesame. Bukan hidup dengan percuma di dunia ini,” ujarnya

Harus bertobat

Sebelumnya, pastor Balok mengingatkan keharusan untuk bertobat dan memperbaiki diri. Bila tidak, maka nasib kita akan tak lebih baik dari nasib orang-orang Galilea yang darahnya dicampurkan Pilatus  dengan darah korban yang mereka persembahkan. Atau nasib kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam.

“Jikalau kamu tidak bertobat,  kamu semua akan binasa atas cara demikian. Jadi pertobatan itu adalah hal mutlak yang harus kita lakukan bila kita ingin hidup damai, sejahtera, selamat dan berbuah,”kata Pastor Balok dalam kotbah  yang bertolak dari Injil Lukas 13:1-9.  (Admin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *