KITAKATOLIK.COM—Pusat perhatian dan penghormatan kita saat Perayaan Ekaristi seharusnya ke mana? Ke altar, panti imam, salib pancang, tabernakel, ambo (mimbar bacaan), atau salib yang menempel di dinding belakang altar? Pertanyaan itu keluar dari mulut pastor Riston Situmorang, OSC dalam Seminar Liturgi yang digelar di Paroki Curug-Santa Helena, Minggu (23 Juni 2024) yang lalu.
Ibu Elin Tonda, salah seorang peserta seminar serentak menjawab “tabernakel”. Alasannya, di situlah Tuhan Yesus hadir dalam rupa roti yang telah dikonsekrasikan dalam Misa Kudus. “Tuhan Yesus hadir dalam tabernakel. Kita pun saat masuk gereja berlutut dan mengarahkan seluruh diri dan menghormati tabernakel. Jadi tabernakel merupakan pusat perhatian kita,” kata umat Wilayah Ubud, Paroki Curug ini.
Benarkah demikian? Menurut Pastor Riston, tabernakel memang tempat yang paling kudus dan menjadi pusat perhatian utama kita dalam gereja karena dalamnya tersimpan Sakramen Maha Kudus. Tapi dalam perayaan Ekaristi, pusat perhatian utama dan penghormatan kita adalah Altar.
“Kalau di luar Perayaan Ekaristi memang tabernakel. Kalau pada saat ekaristi, jawabannya adalah altar,” kata Sekretaris Komisi Liturgi Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) ini.
Mengapa pusatnya di altar? Pastor Riston menyebut beberapa alasan. Yang pertama, altar merupakan simbol Kristus.
“Penghormatan altar dilakukan oleh semua petugas liturgi dan juga umat. Saat perarakan masuk, ketika tiba di depan altar, semua petugas liturgi, termasuk imam, dan juga Uskup, harus berlutut, menanggalkan kehormatannya, maksudnya menanggalkan simbol-simbol kekuasaannya seperti mitra dan tongkat, lalu menghormati altar karena altar merupakan simbol Kristusm,” jelas pastor Riston.
Alasan kedua, di altar itulah terjadi peristiwa yang disebut transubtansiasi, perubahan roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus. Ketiga, seperti ditegaskan oleh Santo Ambrosius, tanpa altar tak ada perayaan Ekaristi. “Sine altare non missa est!” (Tanpa altar tak ada perayan ekaristi).
Pastor Riston menyebut beberapa bentuk penghormatan altar yaitu membungkukkan badan ke altar, mencium altar, dan juga mendupai altar.
Ratusan umat Helena antusias mengikuti seminar bercorak talkshow yang dimoderatori Pastor Freday Sihombing OSC ini. Terekspresi dalam banyaknya pertanyaan yang mengalir dari para peserta. (Paul MG).