Lomba Masak dan Peragaan Busana Warnai Peringatan Hari Kartini

TANGERANG,KITAKATOLIK.COM—Diiringi musik, bertiga-tiga mereka berlenggak-lenggok di atas panggung di Bedeng, Paroki Curug-Santa Helena disaksikan para juri, anggota Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Cabang Santa Helena dan para undangan lainnya pada Minggu (21/4/2024) yang lalu. Masing-masing kelompok yang mewakili ranting masing-masing, menampilkan gerak dan gaya khasnya yang semuanya menarik.

Pakaian yang “dipamerkan” pun beragam warna dan modelnya. Yang sama adalah bahan dasar dari kostum yang dikenakan. Berbahan dasar kain batik shibori handmade yang juga merupakan hasil karya mereka sendiri. Pada bulan Maret 2024 yang lalu, telah digelar kursus pembuatan kain batik shibori di Paroki Curug Santa Helena dengan instruktur Juliana Setyantari yang juga merupakan  anggota WKRI Cabang Paroki Santa Helena juga.

Dinilai oleh dua juri utama yang mumpuni yaitu  Florens Lee, pemilik usaha fashion dengan label Florens Couture,  dan MA Endang Widiyanti, pengajar Public Speaking dan Kepribadian di Power Image, lomba fashion show dalam rangka Hari Kartini ini dimenangkan oleh Ranting Santa Katarina (Juara I),  Ranting Santa Fransiska (Jurara II) dan Ranting Santa Bernadeth (Juara III).

Para juara peragaan busana bersama juri.

Selain Fashion Show, juga digelar lomba memasak dengan bahan makanan non-beras dengan juri Pastor Paroki Curug-Santa Helena Romo Lukas Sulaeman dan Albertus Kustiadi Suwandi, Konsultan Culinary dan Dosen Boga di Jakarta Culinary Centre. Berdasar penilaian atas video rekaman yang diambil saat para ibu memasak di wilayah masing-masing, tim juri memutuskan Ranting Santa Theresia keluar sebagai Juara I dengan nama masakan Bika Singkong, Juara II direbut Ranting Santa Maria dengan nama masakah Sushi Singkong dan Juara III Ranting Santa Fransiska dengan nama masakan Puding Ubi Ungu.

Tim juri menilai hasil masakan para ibu

Tonggak utama keluarga

Dalam sambutannya, Pastor Lukas Sulaeman OSC menegaskan bahwa wanita merupakan tonggak utama keluarga. Kokoh atau rapuhnya sebuah keluarga sangat ditentukan oleh wanita atau istri.

“Semoga tonggak itu tidak goyah, tidak patah tapi tetap berdiri dengan kokoh. Itulah modal utama keluarga Katolik kita. Semoga iman, harap dan kasih juga mewarnai setiap keluarga,” kata Pastor Kepala Paroki Curug-Santa Helena ini.

Para peserta yang menjuarai lomba memasak bersama juri.

Peringatan Hari Kartini 2024 ini mengusung tema besar: “Dengan semangat Kartini, kita wujudkan Wanita Katolik RI yang kreatif dan inovatif”. Kreativitas dan inovasi terekspresi melalui hasil-hasil karya yang nampak dalam lomba kuliner dan peragaan busana ini.

“Kita akan terus menggelar kegiatan-kegiatan yang menguatkan kreativitas dan inovasi para anggota WKRI yang pada akhirnya juga bisa menjadi penopang ekonomi keluarga,” kata Teresia Triwuryani, Ketua WKRI Cabang Santa Helena.

Suasana bazaar WKRI

Selain perlombaan, juga ada juga  gelaran bazaar makanan yang juga merupakan hasil karya para ibu WKRI, pakaian, penyewaan alat kesehatan dan masih banyak lagi. (Admin).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *