Mantan Seminaris Rikard Bagun PhD Dilantik Sebagai Salah Satu Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Idiologi Pancasila

JAKARTA,KITAKATOLIK.COM—Mantan siswa Seminari Pius XII Kisol, Ruteng, Rikard Bagun PhD yang juga adalah  mantan Pemimpin Redaksi Harian Umum Kompas, dilantik sebagai salah seorang Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Idiologi Pancasila (BPIP).

Ia dilantik dan diambil sumpah oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa (07/6/2022) di Istana Negara, Jakarta. Yang turut dilantik adalah Yudian Wahyudi dan Karjono sebagai Kepala dan Wakil Kepala BPIP. Juga Anggota Dewan Pengarah yang terdiri dari   Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua; Try Sutrisno sebagai Wakil Ketua;  Wisnu Bawa Tenaya sebagai Sekretaris; Said Aqil Siradj sebagai anggota; Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto sebagai anggota; Andreas Anangguru Yewangoe sebagai anggota dan Muhammad Amin Abdullah sebagai anggota.

Pelantikan dilakukan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 56/P Tahun 2022 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dewan Pengarah, Kepala, dan Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila yang ditetapkan pada 6 Juni 2022.

 “Saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan setia menghayati dan mengamalkan Pancasila dalam menjalankan tugas dan kehidupan sehari-hari,” ucap Presiden Joko Widodo saat mendiktekan penggalan sumpah jabatan Dewan Pengarah, Kepala, dan Wakil Kepala BPIP yang akan menjabat dari 2022  hingga 2025 ini.

Rikard bukanlah pendatang baru di lingkungan BPIP. Sebelumnya, pria kelahiran Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 3 April 1956 yang juga pernah menerima penghargaan Pena Emas  dari Persatuan Wartawan Indonesia, ini juga merupakan anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di periode sebelumnya,  menggantikan posisi Ma’ruf Amin yang berkonsentrasi sebagai Wakil Presiden RI.

Memasuki dunia milenial

Dalam sambutannya, Ketua BPIP Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D menjelaskan bahwa pihaknya akan  melanjutkan sosialisasi Pancasila ke setiap lini kehidupan kita berbangsa dan bernegara.

“Kami bertekad untuk meningkatkannya. Kami juga akan lebih banyak memasuki  dunia milineal seperti dikatakan Pak Presiden. Jadi kita akan menggunakan  media digital, medos, tiktok, musik, olahraga, kemudian budaya, agar Pacasila ini terpahamami, terhayati dan teramalkan, khususnya bagi generasi  milinal ke bawah,” tuturnya.

Pancasila Tak tergantikan

Pada suatu kesempatan, Rikard menjelaskan bahwa Pancasila tidak bisa diganti dengan ideologi apapun. Indonesia, kata dia, tidak akan pernah ada tanpa Pancasila.

Dan terkait BPIP, Rikard  menjelaskan bahwa tugas BPIP adalah melakukan pembinaan. Baik melalui sosialisasi dan terutama melalui proses internalisasi nilai-nilai Pancasila.

“Ini bukan nilai asing, melainkan nilai yang berakar dan tumbuh dan menghidupkan kita semua di kita selama ratusan dan mungkin ribuan tahun. Nilai-nilai ini sudah terbukti dan punya reputasi, untuk menjaga kebersamaan yang membuat bangsa Nusantara berkembang dan hidup bersama,” ujar Rikard.  (Admin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *