Dalam kotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Jika kehidupan keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan surga.
Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.” (Mat. 5:20-26).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
“JIKA hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga” (Mat. 5:20).
Yesus berpesan dan mengajak kita supaya jalankan dan jalani hidup ini di sini saat kini dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya menurut ajaran agama kita. Tidak melakukan kejahatan dengan pikiran, perkataan dan perbuatan.
“Jangan membunuh!” (Mat.5:21). Tidak boleh menghakimi! Tidak boleh membenci, iri hati! Tidak boleh memusuhi atau bermusuhan! Berdamai dengan orang lain, dengan Tuhan dan diri sendiri. Berani memaafkan atau mengampuni orang lain.
“Jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu di dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu!” (Mat. 5:23-24).
Singkat kata: Rajin-rajinlah berbuat baik dan benar! Jangan bosan-bosan berbuat baik dan benar! Jangan pelit atau jual mahal untuk berbuat kasih dan berbagi kasih! Hukum Kasih adalah inti ajaran agama dan iman kita.
Sempurnakanlah hidup kita dengan perbuatan kasih dan berbagi kasih kepada Tuhan, sesama dan diri sendiri. Di sini hidup keagamaan kita menjadi lebih baik dan benar, dan kita bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah (bersatu dengan Tuhan, sesama dan diri sendiri; mengalami ketenangan, kedamaian, kebahagiaan hidup).
Selamat berjuang untuk memiliki kehidupan keagamaan kita yang lebih baik dan benar! Selamat menjalankan dan menjalani kehidupan ini dengan kehidupan keagamaan yang baik dan benar. Selamat berbuat baik dan berbagi kasih untuk Tuhan, sesama dan diri sendiri.
Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang memiliki dan menjalankan serta menjalani kehidupan keagamaan yang lebih baik dan benar di hadapan Tuhan, sesama dan diri sendiri saat ini di sini (now and here). Amin.