JAKARTA,KITAKATOLIK.COM—Keberagaman yang menjadi ciri sekaligus kekayaan masyarakat dan bangsa Indonesia patut disyukuri dengan saling menghargai, bukan saling cela, apalagi unjuk kekuatan.
“Mari bersyukur atas kebhinekaan kita, dan merawatnya dengan penuh kebahagiaan dan sukacita. Indonesia milik kita, tidak boleh ada kelompok orang yang merasa hebat lalu unjuk kekuatan dengan tidak menghormati aturan yang ada. Itu bukan gaya masyarakat Indonesia dan bisa merusak sendi kehidupan berbangsa,” tegas Menteri Agama Fachrul Razi pada Senin (16/11/2020).
Menag mengatakan, semua agama di Indonesia tidak mengajarkan gaya-gaya yang arogan dan unjuk kekuatan. Semua agama mengajarkan kesantunan dan ahlak terpuji.
Ia mengajak para pemimpin agama atau ormas untuk mengedepankan kesantunan. Menjadi pemimpin, kata dia, adalah amanah, dan tidak seharusnya melakukan tindakan provokatif.
“Ajak umat untuk bersama, bergandengan tangan menjaga NKRI dan kebhinekaan Indonesia,” tandasnya.
Menurutnya, penduduk Indonesia saat ini mencapai 270 juta. Seberapapun besar jumlah anggota organisasi di negeri ini, tidak lebih besar dari jumlah penduduk Indonesia. Kalau ada organisasi yang memiliki anggota hingga 1 juta misalnya, masih ada banyak organisasi lain yang anggotanya juga tidak kalah banyak.
“Jumlah yang ada bukan untuk unjuk kekuatan, tapi untuk dioptimalkan dalam meneguhkan cinta kedamaian dan ketenangan dalam negara NKRI ini,” pesan Menag. (Admin)
