ITALIA,KITAKATOLIK.COM—Seorang biarawati yang dipersepsikan sebagai pemimpin biara mendapati sibori kosong. Ia lalu mengisinya dengan kripik kentang berbentuk dan seukuran hosti kudus. Pastor lalu membagikannya kepada para suster berbusana serba putih. Terasa aneh, pastor dan para suster lalu melihat ke suster pemipin piara yang lagi menikmati Amica Chips dari bungkusnya di sudut ruangan dengan lahap.
Iklan singkat produk kripik kentang berlabel Amica Chips itu diprotes keras dan diminta segera ditarik dari peredaran. Asosiasi Pendengar Radio dan Televisi Italia (Associazione Italiana Ascoltatori Radio e Televisione, AIART) pada hari Senin (8/4/2023) menyerukan penangguhan segera iklan yang dibuat oleh perusahaan Italia Amica Chips. Mereka beranggapan, iklan tersebut “menyinggung kepekaan keagamaan jutaan orang yang mempraktikkannya yaitu umat Katolik.” AIART mengatakan di situs webnya bahwa misinya “terinspirasi oleh prinsip-prinsip Katolik.”
Iklan tersebut menunjukkan “kurangnya rasa hormat dan kreativitas,” kata AIART minggu ini, dengan alasan bahwa iklan tersebut adalah “tanda tidak hormat terhadap pengguna, identitas budaya dan moral mereka, dan martabat mereka sebagai pribadi.”
Pada hari Selasa AIART mengatakan di situs webnya bahwa Institute of Advertising Self-Discipline, otoritas standar periklanan swasta Italia, telah “meneguhkan permohonan kami untuk segera menangguhkan iklan tersebut.”
Komite Kontrol Institut tersebut “telah memerintahkan pihak-pihak yang terlibat untuk berhenti menyiarkan kampanye semacam itu,” AIART melaporkan, dan komite tersebut mengutip peraturan bahwa iklan “tidak boleh menyinggung keyakinan moral, sipil, dan agama.”
Seperti dilaporkan Daniel Payne kepada Catholic News Agency, Giovanni Baggio, presiden AIART, mengatakan dalam rilis hari Selasa bahwa kelompok tersebut “mendesak para kreatif untuk lebih menghormati identitas budaya dan agama dan bekerja untuk iklan yang inklusif dan menarik semua pengguna dengan cara yang berhati-hatilah agar tidak menimbulkan ketidaknyamanan dan ketidaksetujuan.”
“Mari kita bekerja sama demi peradaban yang perlu tumbuh dalam penghormatan terhadap identitas budaya dan agama,” kata Baggio. (Admin).