Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah!” Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus.
Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: “Apakah yang kamu cari?” Kata mereka kepada-Nya: “Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?”
Ia berkata kepada mereka: “Marilah dan kamu akan melihatnya.” Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus.
Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).” Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).” (Yohanes 1: 35-42).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Santo Yakobus Wangkung, Keuskupan Ruteng.
“Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa-dosa … Aku telah melihat Roh turun dari langit, seperti merpati, dan Ia tinggal di atasNya!” adalah kata-kata Yohanes yang memberi kesaksian yang benar (bukan hoax) tentang Yesus (Yohanes 1:29.31).
Kata-kata Yohanes ini, lebih tepat kesaksian Yohanes ini menunjuk kepada Yesus, Sang Anak Domba Allah yang diutus Allah Bapa untuk menghapus dosa-dosa dunia, dosa-dosa manusia, dosa-dosa kita. Yohanes memperkenalkan Yesus kepada dunia, manusia, kita dan sekaligus mengundang kita jaman kini untuk melihat, percaya kepadaNya, sebagai Anak Domba, yang sudah, sedang dan akan selalu menghapus dosa kita dalam setiap penerimaan Sakramen Ekaristi (Misa Kudus).
“Lihatlah, Anak Domba Allah, lihatlah Dia yang menghapus dosa dunia! Berbahagialah saudara-saudari yang diundang ke perjamuan Anak Domba!” adalah undangan imam atau pemimpin Perayaan Ekaristi kepada seluruh uma yang hadir untuk melihat dan percaya bahwa Yesus Kristus datang menemui kita melalui tubuh dan darahNya (yang berada di atas altar saat perayaan Ekaristi) yang hendak kita sambut.
Dan undangan itu harus direspons (dengan sadar dan penuh penghayatan) oleh seluruh umat (sambil memandangNya, bukan tunduk atau lihat ke tempat lain): “Tuhan, saya tidak pantas, Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh!” Sadarkah kita akan kata-kata yang kita ucapkan itu menjelang makan Tubuh Kristus dan minum DarahNya?
Kita diundang untuk melihat dan menerima (dengan sadar) Yesus di dalam hati dan hidup serta karya kita. Memandang, melihat, menerima Yesus berarti dengan sadar percaya dan siap mengikutiNya melalui ungkapan-ungkapan nyata, (bukan teoritis pemanis lidah dan bibir), dalam tindakan Kasih nyata kepada diri sendiri, sesama dan Tuhan.
Apakah kita sungguh sadar dan percaya serta terbuka untuk menerima dan mengikuti ajakan Yohanes itu pada jaman kini untuk datang, melihat, percaya dan menerima serta siap mengikuti Anak Domba Allah yang hadir nyata dalam Perayaan Ekaristi kudus dan dalam seluruh peristiwa hidup kita?
Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang selalu datang, memandang, percaya, mengakui dan berani mengikuti Yesus Kristus yang pasti hadir nyata dalam seluruh peristiwa hidup kita, terutama dalam setiap Misa Kudus (penerimaan Sakramen Ekaristi). Amin.