Misa Jumat Pertama, Bagaimana Asal Mulanya?

KITAKATOLIK.COM—Setiap hari Jumat pertama dalam bulan, umat Katolik melakukan devosi kepada Hati Kudus Yesus. Devosi ini terfokus pada Hati Yesus yang maha Kudus yang melambangkan kasih Kristus yang menebus dosa manusia.

Santa Margaret Mari Alacoque yang hidup dari tahun 1647-1690, menurut catatan Stefanus Tay MTs dan Ingrid Listiadi, MTs dalam katolisitas.org, adalah salah seorang kudus yang sering diasosiasikan dengan devosi khas Katolik ini.

Diceritakan, Santa Margaret memperoleh wahyu pribadi dari Tuhan Yesus yang menghendaki perayaan liturgis Hati Kudus Yesus dan praktek mempersembahkan silih (reparation) terhadap dosa- dosa yang dilakukan terhadap Sakramen Maha Kudus, pada setiap hari Jumat pertama setiap  bulan.

“Lihatlah Hati itu yang telah mengasihi umat manusia dan memberikan segala- galanya kepada mereka, bahkan menyerahkan dirinya sediri sebagai jaminan kasih-Nya, tetapi menerima dari sebagian besar umat manusia, bukan balasan kasih, melainkan rasa tidak berterimakasih, dan penghinaan kepada Sakramen Kasih,” kata Yesus padanya.

Pada tahun 1856,  Paus Pius IX menetapkan Pesta (perayaan liturgis) Hati Kudus Yesus. Pada tahun 1928 Paus Pius XI mengeluarkan surat ensiklik Miserentissimus Redemptor tentang silih kepada Hati Kudus Yesus; sedangkan tahun 1956 Paus Pius XII mengeluarkan surat ensiklik tentang Haurietis aquas, tentang devosi kepada Hati Kudus Yesus.

Devosi umumnya dilakukan menjelang perayaan Pesta Hati Kudus Yesus yang jatuh pada hari Minggu kedua setelah hari raya Pentakosta.  Kemudian, devosi kepada Hati Kudus Yesus ini diadakan setiap bulan, yaitu pada hari Jumat pertama.

Di setiap hari Jumat pertama, dianjurkan agar begitu bangun, kita   mempersembahkan diri kita dan memfokuskan  seluruh pikiran, perkataan dan perbuatan kita kepada Tuhan Yesus, agar Hati Kudus-Nya dapat dihormati dan dimuliakan.

Kita datang ke gereja,  berlutut di hadapan-Nya yang hadir di tabernakel, agar kita dapat membangkitkan di dalam jiwa kita rasa duka cita (deep sorrow) atas begitu banyaknya penghinaan/ perlawanan yang ditujukan kepada Hati Kudus-Nya di dalam Sakramen Maha Kudus, dan kemudian mengikuti Misa Kudus.

Komuni pada hari itu dipersembahkan untuk membuat silih terhadap segala bentuk penghinaan yang diterima Kristus dalam Sakramen Maha Kudus, dan semangat kasih yang sama harus menghidupkan segala tindakan kita sepanjang hari. (Admin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *