Pastor Enrique Martínez Gamboa Ditahan Pemerintah Nikaragua

MANAGUA,KITAKATOLIK.COM—Pastor Enrique Martínez Gamboa telah ditahan oleh Pemerintah Nikaragua  pada Kamis (13/1/2022) yang lalu. Belum diketahui  persis di mana pastor Martinez ditahan.

Tapi penahanan Pastor Paroki Gereja Santa  Martha di Managua, Ibukota Negara Nikaragua ini menambah jumlah para imam yang  ditahan oleh pemerintahan Daniel Ortega. Para  imam yang ditahan sebelumnya adalah  antara lain Pastor scar Danilo Benavidez dari Keuskupan Siuna, Pastor Ramiro Tijerino Chávez yang adalah Rektor Universitas Yohanes Paulus II, Vikaris   Katedral Matagalpa, Pastor José Luis Díaz Cruz dan pendahulunya Pastor Sadiel Antonio Eugarrios Cano.  Mereka semua ditahan di penjara El Chipote, tempat para tahanan politik disiksa dan ditahan secara tidak adil.

Seperti dilaporkan Eduardo Berdejo dari Catholic News Agency, Senin (17/1/2022),  berita penculikan tersebut didapat dari  Pastor Uriel Vallejos, seorang pastor yang diasingkan di Italia sejak September melalui twitternya.

Pastor Enrique Martínez Gamboa, Pastor Paroki Gereja Santa Martha di Managua yang “diculik”.

“Kemarin pukul 17.00, pastor paroki Gereja St. Martha di Managua diculik. Pastor Enrique Martínez G. Para imam dan Gereja Katolik menuntut pembebasan dan penghentian penganiayaan terhadap Gereja dan klerus. Keadilan, kebebasan dan demokrasi!” Vallejos memposting di akunnya.

Organisasi hak asasi manusia “Nicaragua Nunca Más” menyatakan di akun Twitter-nya bahwa  “dengan penangkapan sewenang-wenang ini, jumlah imam yang dirampas kebebasannya meningkat menjadi 11, termasuk Monsignor [Uskup] Rolando lvarez, yang secara ilegal berada di bawah ‘tahanan rumah’ selama 72 hari.”

“Penganiayaan agama terhadap Gereja Katolik oleh rezim Ortega Murillo terus berlanjut,” kata kelompok itu, merujuk pada Presiden Daniel Ortega dan istrinya serta Wakil Presiden Rosario Murillo.

Dalam posting Twitter lainnya, organisasi tersebut menuntut “pengakhiran penindasan, kebebasan para imam dan lebih dari 219 tahanan politik di Nikaragua.” (Admin).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *