ROMA,KITAKATOLIK.COM—Menjawab pertanyaan wartawan tentang kemungkinannya mengundurkan diri karena faktor usia dan kesehatannya, Paus Fransiskus menegaskan bahwa ia terbuka pada hal itu, apabila dia yakin bahwa hal itu merupakan kehendak Tuhan.
“Saya pikir pada usia saya dan dengan keterbatasan ini, saya harus mengurangi sedikit untuk dapat melayani Gereja atau sebaliknya memikirkan kemungkinan untuk minggir,” kata Paus Fransiskus kepada wartawan di pesawat kepausan pada Sabtu (30/7/2022) seperti dilaporkan Courtney Mares dari Catholic News Agency.
Saat itu, pemimpin umat Katolik dunia ini baru kembali ke Roma dari Iqaluit, Kanada setelah melakukan “ziarah pertobatan” untuk meminta maaf kepada komunitas adat Kanada.
“Pintunya terbuka. Itu salah satu pilihan normal, tetapi sampai hari ini saya belum mengetuk pintu itu,” kata paus. “Saya belum merasa ingin memikirkan kemungkinan itu. Tapi mungkin bukan berarti lusa saya akan mulai berpikir,” tambahnya.
Tuhanlah yang memerintah
Seperti diketahui, kini Paus sudah berusia 85 tahun. Ia juga mengalami cedera ligamen lutut kanan awal tahun ini, dan melanjutkan terapi laser dan magnet. Cedera ini membuatnya membatalkan perjalanan ke Afrika yang dijadwalkan pada minggu pertama bulan Juli lalu.
Para ahli mengusulkan agar kakinya dioperasi, tapi Paus tidak ingin melakukannya karena masalah anestasi. “Sepuluh bulan yang lalu saya menjalani lebih dari enam jam anestesi dan masih ada jejak,” katanya.
Meski kondisinya demikian, Paus tetap menyerahkan keputusan untuk berhenti kepada keputusan Tuhan.
“Apa pun yang Tuhan katakan. Tuhan dapat memberitahu saya untuk mengundurkan diri. Tuhanlah yang memerintahkan,” kata Paus. Ditambahkan bahwa sebagai seoranga Jesuit, dia harus terbuka dan tunduk pada apapun yang Tuhan minta darinya.
“Kebijaksanaan adalah kunci dalam panggilan seorang Yesuit,” katanya. Paus menambahkan, untuk sementara ia mungkin perlu sedikit mengurangi jadwal perjalanannya karena kondisi kesehatannya itu.
“Saya tidak berpikir saya bisa bergerak dengan kecepatan perjalanan yang sama seperti sebelumnya,” kata paus.Tapi ia akan mencoba untuk terus melakukan perjalanan agar dekat dengan umat karena itu merupakan model pelayanan yang paling pas.
Terkait perjalanan tersebut, Paus juga menegaskan bahwa ia ingin pergi ke Ukraina. Dia berharap agar rencana perjalanannya ke Kazakhstan pada bulan September untuk menghadiri Kongres Pemimpin Dunia dan Agama Tradisional menjadi kunjungan yang tenang. (Admin)