VATIKAN, KITAKATOLIK.COM—Pada hari Minggu (7/4/2019) yang lalu, Paus Fransiskus menegaskan bahwa ketika kita memohonkan pengampunan atas dosa-dosa kita, kita harus sungguh-sungguh bertekad untuk merubah hidup.
“Setiap pertobatan diarahkan kepada masa depan yang baru, hidup yang baru, yang indah, yang bebas dari dosa dan murah hati,” kata Paus Fransiskus dalam renungan Angelusnya. Paus asal Amerika Latin ini juga mendorong umat beriman agar berani meminta pengampunan dari Yesus karena Ia selalu membuka pintu menuju kehidupan yang baru.
Prapaskah, kata Paus, adalah saat ketika umat Katolik dipanggil untuk mengakui keberdosaan mereka dan meminta pengampunan dari Tuhan. Dan pengampunan akan memberi kita kedamaian, dan memampukan kita memulai kisah hidup yang baru.
Hal tersebut dikatakan Paus Fransiskus terkait bacaan Injil hari Minggu, kemarin, tentang perempuan yang ketangkap basah berzinah. Para ahli taurat dan orang farisi ingin menjebak Yesus. Karena bila Ia berbelaskasih kepada wanita tersebut, Ia dianggap melawan hukum.
“Para ahli Taurat dan orang-orang Farisi terperangkap dalam legalisme dan ingin mengunci Anak Allah dalam perspektif penghakiman dan penghukuman mereka. Tetapi Yesus tidak datang ke dunia untuk menghakimi dan mengutuk, tetapi untuk menyelamatkan dan menawarkan kehidupan yang baru,” kata Paus.
Bacaan Injil hari ini, kata Paus, menampakkan dua sikap yang kontras. Di satu sisi, sikap ahli taurat dan kaum farisi yang ingin mengutuk perempuan itu, karena mereka menganggap diri mereka sebagai penjaga hukum dan penerapannya yang ketat. Di sisi lain, sikap Yesus, yang ingin menyelamatkannya, karena ia menampakkan belas kasihan Allah, dengan mengampuni, menebus, memberikan pendamaian dan pembaruan.
Paus Fransiskus menjelaskan bahwa reaksi Yesus terhadap “ujian” itu adalah tetap tenang, membungkuk untuk menulis di tanah, seolah-olah mengingatkan bahwa satu-satunya hakim dan legislator adalah Tuhan, yang telah menulis hukum di atas batu.
Dan kemudian Yesus berkata, “Barangsiapa di antara kamu tidak pernah berbuat dosa, jadilah dia orang pertama yang melemparkan batu kepadanya.” Melalui pernyataan tersebut, dia menggugat nurani para ahli taurat dan orang farisi, mengingatkan mereka akan keberdosaan mereka.
Yesus terus menulis di tanah, dan ketika dia mengangkat mukaNya, Ia melihat mereka semua pergi. Yesus kemudian berpesan kepada wanita itu: “Pergi, dan mulai sekarang jangan berbuat dosa lagi!”
“Maka, Yesus membuka jalan baru di hadapannya, yang diciptakan oleh belas kasihan, jalan yang menuntut komitmennya untuk tidak berbuat dosa lagi,” kata Paus. (Admin)