FLORIANA-MALTA,KITAKATOLIK.COM—Tuhan selalu mengampuni dan memberikan kesempatan untuk awal yang baru bagi mereka yang memohon belaskasihanNya. Tuhan tidak pernah lelah mengampuni kita.
“Tidak ada dosa atau kegagalan yang dapat kita bawa ke hadapanNya yang tidak dapat menjadi kesempatan untuk memulai hidup baru dan berbeda di bawah panji belas kasih,” kata Paus Fransiskus dalam homilinya di depan sekitar 20.000 umat Katolik Malta, di alun-alun terbesar di Ibu Kota Valletta, Minggu (3/4/2022).
“Inilah Tuhan Yesus. Kita benar-benar mengenalnya ketika kita mengalami pengampunan-Nya, dan ketika … kita menemukan bahwa Tuhan datang kepada kita melalui luka batin kita. Di situlah Tuhan suka membuat diriNya dikenal ” katanya seperti dilaporkan Courtey Mares dari Catholic News Agency.
Pesan Paus tersebut bertolak dari Kisah Perjumpaan Yesus dengan seorang wanita yang tertangkap basah berzinah seperti tercatat dalam Injil Yohanes 8:1-11. Dijelaskan, ketika kita membuka hati kita kepada Tuhan, Ia akan melakukan keajaiban dalam hidup kita.
“Kita lihat hal ini pada wanita yang tertangkap basah berzina. Situasinya tampak tanpa harapan, tetapi kemudian cakrawala baru dan tak terduga terbuka di hadapannya. Dia dihina dan menunggu penghakiman tanpa ampun dan hukuman berat, namun yang mengejutkannya, dia mendapati dirinya dibebaskan oleh Tuhan, yang mengarahkannya ke masa depan yang sama sekali tidak dia antisipasi,” tukas Paus.
Pernyataan Yesus: “Apakah tidak ada yang menghukummu? Aku juga tidak menghukummu; pergi, dan jangan berbuat dosa lagi”, menurut Paus, merupakan seruan pengampunan sekaligus membuka cakrawala kehidupan yang baru.
“Pengampunan mengubah hidup wanita itu,” tambahnya. Lebih dari 85% populasi Malta yang terdiri dari 478.000 orang adalah umat Katolik yang dibaptis, tetapi negara itu telah mengalami penurunan yang stabil dalam kehadiran Misa selama beberapa dekade.
Gereja Katolik memberikan kesempatan kepada para anggotanya untuk mendapatkan pengampunan Allah melalui Sakramen Tobat, di mana seseorang mengaku dosanya kepada seorang imam dan menerima absolusi.
Menurut Katekismus Gereja Katolik, “sakramen Rekonsiliasi dengan Allah mendatangkan ‘kebangkitan rohani’ yang sejati, pemulihan martabat dan berkat-berkat kehidupan anak-anak Allah, yang paling berharga adalah persahabatan dengan Allah.”
Paus Fransiskus memberi tahu umat Katolik Malta: “Tuhan juga ingin kita, para murid-Nya, Gereja-Nya, yang juga diampuni oleh-Nya, menjadi saksi rekonsiliasi yang tak kenal lelah.”
Rahmat Tuhan yang tak habis-habisnya dan pentingnya kesaksian Kristen telah menjadi tema utama perjalanan akhir pekan paus ke Malta, yang telah membawanya ke sebuah kuil Maria di pulau Gozo dan situs di mana tradisi menyatakan bahwa Santo Paulus tinggal setelah mendarat di pulau pada tahun 60 M. (Admin)