Dalam Kotbah di Bukit, Yesus berkata: “Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka!” (Matius 7: 15-20).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
DI jaman ini, banyak orang mencari kemudahan dan kenyamanan hidup. Budaya hidup instan/serba kilat menjadi “budaya baru” yang tidak mungkin bisa dihindari. Budaya hidup instan berkembang dan berjalan seiring perubahan waktu yang begitu cepat. Budaya serba kilat. Mie kilat, surat kilat, cinta kilat, kaya kilat, dan kilat-kilat lainnya.
Ada banyak dampak negatip yang ditimbulkan perubahan ini, antara lain: Hilangnya rasa memiliki pada apa yang menjadi dasar atau protokol atau fondasi hidup (seperti iman, harap, kasih, kebaikan dan kebenaran, dan lain-lain). Jika tidak hati-hati, hal ini bisa membawa kita menuju kemerosotan iman.
Hari ini, Yesus mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam menjalani dan menjalankan kehidupan ini “di sini saat ini”. Harus waspada terhadap nabi-nabi palsu, budaya hidup “palsu” (instan), pohon yang palsu/tidak baik, yang bisa “membunuh” iman. Sadari bahwa zaman sekarang penuh dengan “godaan” bagi semua orang.
Sebagai murid Kristus, kita seharusnya semakin sadar dan yakin bahwa hanya Yesuslah yang bisa menjadi dasar, protokol, fondasi, pegangan, pedoman, pola hidup kita. Yesuslah yang menjadi jalan, kebenaran, kehidupan kita. Yesuslah Pohon yang terbaik dan juga menghasilkan buah-buah yang terbaik.
“Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik!” (Matius 7: 17).
Kita diajak untuk menjadi pohon yang baik, bahkan pohon yang terbaik dan menghasilkan aneka “buah” kebaikan bagi Tuhan, sesama dan diri sendiri. Selamat menjadi Pohon yang baik, bahkan terbaik.
Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang tetap berjuang menjadi pohon yang baik, bahkan terbaik dalam hidup ini. Amin.