Rawat 1 Juta Warga Sudan yang Dilanda Perang Saudara, Dokter Ini Bertahan Melayani Hanya Karena Iman Katoliknya

SUDAN,KITAKATOLIK.COM—Dokter Tom Catena, seorang dokter  katolik menjadi satu-satunya ahli bedah untuk sekitar 1 juta orang, terutama yang menjadi korban perang saudara antara Sudan dan Sudan Selatan. Selama 14 tahun terakhir,  dia telah bekerja di pegunungan Nuba, di wilayah yang diperebutkan antara Sudan dan Sudan Selatan yang menghadapi perang saudara dari 2011 hingga 2017.

Di sana, seperti dilaporkan Francesca Pollio Fenton dari Desk Berita Denver seperti dilaporkan Catholic News Agency, Tom melayani sebagai misionaris awam dan direktur medis Rumah Sakit Bunda Berbelakasih (Mother of Mercy).

Menurut pengakuan Tom dalam sebuah wawancara dengan EWTN News Nightly, dia menegaskan bahwa ia rela bekerja dan mengabdi di sana karena didorong oleh imannya sebagai seorang Katolik.

“Tanpa iman Katolik saya, saya tidak akan tinggal di sana,” katanya. Ia mengaku bila pekerjaan dan pelayanan yang dijalaninya memang sangat bermanfaat, menantang, tapi sangat sulit dan banyak mendatangkan banyak frustrasi.

Dokter Tom Catena

“Kami memiliki banyak kekecewaan, banyak hasil buruk, dan saya pikir keyakinan sayalah yang membuat saya bertahan di lapangan selama bertahun-tahun,” katanya.

Perintah Kristus untuk melayani dan memelihara sesama yang paling hina, tambah Tom, dia ambil dan tangkap maknanya secara harafiah. Ia terus berpegang pada perintah itu dan terus berjalan maju menjalankan tugas-tugas pelayanannya.

Rumah Sakit Bunda Berbelaskasih adalah rumah sakit rujukan untuk area seluas negara bagian Georgia. Dalam satu tahun mereka merawat 160.000 pasien rawat jalan, 7.000 pasien rawat inap, dan melakukan 2.100 operasi. Catena menjelaskan bahwa orang-orang dari luar daerah sekarang bepergian ke rumah sakit pedesaan untuk perawatan juga.

Catena juga menjelaskan bahwa banyak pasien mereka beragama islam, terutaa yang datang dari utara yang tak pernah mengenal agama Kristen.

“Ini mungkin pertama kalinya mereka melihat orang Kristen. Ini pertama kalinya mereka menemukan institusi Kristen,” jelasnya. “Jadi, saya pikir ini adalah tempat yang sangat penting, tidak hanya dalam hal perawatan kesehatan tetapi juga dalam hal penjangkauan Katolik kepada orang-orang Sudan,” ujarnya.

Seperti diketahui,  Sudan dan Sudan Selatan adalah negara-negara yang saat ini menghadapi beberapa kesulitan. Setelah militer melakukan kudeta di Sudan enam bulan lalu, negara itu tetap berada dalam kekacauan politik dan ekonomi. Tetangganya, Sudan Selatan, menghadapi kekurangan pangan yang parah dan meningkatnya kekerasan. (Admin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *