Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: “Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau.”
Jawab Yesus kepada mereka: “Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem.
Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.
Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!” (Lukas 13: 31-35).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
DALAM bacaan Injil tadi, kita mendengar beberapa orang Farisi datang dan berkata kepada Yesus: “Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau. Jawab Yesus kepada mereka: “Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ke tiga Aku akan selesai” (Lukas 13:31-32).
Manusia (Herodes, kita?) bisa menjadi sangat kejam dan jahat kepada sesamanya, saat manusia dipenuhi dengan kebencian dan kejahatan. Kebencian dan kejahatan membuat manusia buta untuk melihat kasih dan kebaikan-kebaikan Tuhan dan sesamanya. Kebencian dan kejahatan membuat segala yang dilihat menjadi negatip. Kebencian dan kejahatan adalah kekuatan yang merusak martabat luhur manusia dari dalam dirinya, dan perlahan-lahan membuat hati manusia menjadi keras dan tidak mampu melihat kekurangannya sendiri, bahkan sebaliknya menjadikan dirinya keras dan jahat terhadap orang lain.
Tuhan Yesus sangat sedih terhadap orang-orang di Yerusalem karena mereka menolak kerinduan Allah untuk bersatu dengan mereka, bahkan sebaiknya mereka memilih hidup yang kacau dan penuh dengan kebencian dan kejahatan.
“Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu. Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau,” kata Yesus (Luk. 13:34).
Tugas kita sebagai murid-murid Kristus adalah melawan segala bentuk kebencian dan kejahatan dengan berbuat baik dan cintakasih. Tuhan Yesus akan mendukung dan menguatkan kita saat berjuang melawan kebencian dan kejahatan, dan mengupayakan kehidupan yang damain. Kesetiaan kita sebagai murid Kristus dapat ditunjukkan melalui perjuangan melawan kebencian dan kejahatan.
Selamat berjuang bersama Kristus untuk melawan kebencian dan kejahatan. Jangan takut! Semoga dengan bantuan doa Bunda Maria dan Santo Yosef Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang berani berjuang melawan kebencian dan kejahatan. Amin.