Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: “Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya.
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya.
Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu.
Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu. Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu.
Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.” (Yohanes 17: 1-11a).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
SEKARANG ini, dalam Gereja (diri umat Allah, kita) semakin tumbuh kesadaran dan kerelaan untuk berdoa, mendoakan orang lain dan saling mendoakan. Mohon berkat, memberkati dan saling memberkati. Ketika ada seseorang yang minta untuk kita doakan, banyak yang membalas meminta “mari saling mendoakan”.
Dalam gaya bahasa medsos, fb atau wa, dan lain-lain, sadar atau tidak, kita sudah, sedang dan akan mempraktekkan ini dengan ungkapan-ungkapan seperti (Semoga) Tuhan memberkati (engkau)! Lalu dibalas: “Amin, Terimakasih, (Semoga) Tuhan memberkati (engkau) juga! Atau yang sering: (May) GBU = God Bless yoU dan dijawab “Amin, Thanks. (May) GBU too.
Jawaban seperti ini sebenarnya sudah mengajak orang untuk peka dan solider terhadap kebutuhan dan harapan sesamanya. Ajakan ini berisi sebuah peringatan (alarm, signal) untuk selalu mendoakan orang lain dan saling mendoakan.
Di dalam doaNya, Yesus memohon (berdoa, berkomunikasi, bercerita) bukan untuk kepentinganNya sendiri, melainkan untuk kepentingan “mereka yang telah menerima pewartaanNya” (para muridNya, kita) dan untuk kepentingan orang lain, “mereka” yang telah percaya dan bersatu dengan Yesus yang telah mendengarkan pewartaan para muridNya; berarti mendoakan kita juga “now and here“.
Yesus berdoa untuk kita semua supaya hidup dalam persatuan sebagaimana Yesus bersatu dengan BapaNya; supaya mengalami hidup kekal, hidup yang selalu bersatu dan berkomunikasi dengan Tuhan. Maka hidup kekal itu bukan tunggu nanti, tetapi saat ini dan di sini, dalam seluruh peristiwa hidup kita, baik dalam suka maupun duka.
Yesus berdoa supaya “mereka yang telah percaya dan bersatu denganNya” (kita) membangun relasi yang baik dengan sesama, mendoakan orang lain, dan saling mendoakan.
“Bukan untuk mereka ini saja (para muridNya) Aku berdoa, tetapi juta untuk orang-orang (kita), yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka (para muridNya), supaya mereka semua menjadi satu … ” (Yohanes 17:20-21).
Yesus memberi teladan kepada kita untuk selalu berdoa, mendoakan dan saling mendoakan dalam hidup ini, apapun keadaan kita. Dan doa kita yang tertinggi adalah Terima Sakramen Ekaristi atau Perayaan Ekaristi atau Misa entah Harian (fakultatif) maupun dan terutama dan wajib Misa Hari Minggu dan Hari-hari Raya yang disamakan dengan Hari Minggu.
Semoga Roh Kudus yang kita nanti-nantikan kedatanganNya turun, berdiam, menetap, berkarya dalam hati, hidup, dan karya kita dan “menguduskan, menyucikan” apa saja dari hidup dan karya kita. Menggerakkan kita untuk berdoa, mendoakan yang lain dan saling mendoakan.
Selamat merayakan Hari Minggu Komunikasi Sedunia. Semoga kita dengan bantuan doa Bunda Maria dan Santo Yosef, Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang selalu berdoa, mendoakan dan saling mendoakan. Amin.