Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, x tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.
Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo.
Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!” (Lukas 11: 29-32).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
PERTANYAAN yang sungguh menantang: Termasuk angkatan jahat atau angkatan baik kah kita? “Angkatan ini adalah angkatan jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberi tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah anak manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini,” kata Yesus kepada orang yang mengerumuniNya (Lukas 11:29-30).
Kriteria jahat dan baik di sini berkaitan dengan iman dan pertobatan. Banyak orang yang mencari dan mengikuti Yesus dan mau bertobat bukan karena percaya bahwa Allah adalah kasih, pengampun, pemberi segala rahmat. Orang baru “percaya” kalau melihat “tanda-tanda ajaib”. Yesus sendiri pernah berkata “Berbahagialah orang yang tidak melihat, namun percaya”.
Yesus, dengan seluruh hidup, ajaran dan karya pelayananNya, merupakan tanda nyata yang mengajak kita untuk bertobat dan percaya kepada Allah. “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” adalah ajakan pada waktu kita menerima Abu pada hari Rabu Abu.
Melalui banyak mukjizatNya Yesus memanggil kita untuk bertobat dan membaharui diri, bukan karena takut mendapat hukuman dari Tuhan, tetapi karena yakin dan percaya bahwa Allah adalah kasih, pengampun dan pemberi segala rahmat.
Bertobat atau pertobatan adalah persoalan hati atau kemauan. Maukah kita berbalik kepada Tuhan? Maukah kita berbalik dari dosa dan kesalahan kita? Maukah kita “berbaikan” dengan Tuhan, sesama dan diri sendiri? Di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Allah selalu siap memberikan segala rahmat, terutama rahmat pengampunan kita setiap saat, terutama pada masa Prapaskah atau Retret Agung ini.
Selamat menjadi Angkatan yang baik. Semoga Allah Tritunggal Mahakudus sumber dan pemberi segala rahmat (+) memberkati kita sekalian yang selalu siap menjadi angkatan yang baik. Amin.