Kata Yesus kepada mereka: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi. Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya.
Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak -Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.
Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.” (Yohanes 6: 35-40).
Oleh: Romo John Tanggul, Paroki Wangkung, Keuskupan Ruteng.
SETIAP pengikut Kristus (kita) harus mampu mengalami, merasakan, menikmati sukacita hidup. Harus mampu mewartakan sukacita hidup itu. Harus mampu membagi-bagikan sukacita, kegembiraan, kebahagiaan, kedamaian, dan lain-lain semacam itu kepada orang lain.
Untuk itu, mesti dicamkan, disadari dan dihayati, bahwa sebelm wewartakan, membagi sukacita hidup itu, kita sendiri pertama-tama harus lebih dahulu mengalami dan merasakan, menikmati sukacita hidup itu.
Paus Fransiskus sendiri menegaskan bahwa dalam dan bersama Kristus, kita pasti memperoleh, merasakan, menikmati sukacita hidup, dan sukacita atau kegembiraan hidup itu harus diwartakan dan dibagi-bagikan kepada semua orang.
Dalam bacaan pertama (Kisah Para Rasul 8:1-8), setelah pengikut Kristus dikejar-kejar dan dianiaya, mereka mulai mewartakan kabar sukacita ke tempat-tempat lain. Philipus sampai ke Samaria mewartakan wafat dan kebangkitan Kristus dan mengajak orang-orang untuk bertobat. Banyak orang bertobat dan mau dibaptis dan mau menjadi pengikut Kristus.
Yesus sendiri datang untuk membawa sukacita kepada kita. Bahkan Yesus adalah sukacita itu sendiri. Dia datang untuk memberikan kehidupan, kedamaian, kebahagiaan, keselamatan.
“Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepadaKu, ia tidak akan haus lagi… Semua (kita) yang diberikan Bapa kepadaKu akan datang kepadaKu dan barangsiapa datang kepadaKu, ia (kita) tidak akan Kubuang… Aku telah turun dari surga untuk melakukan kehendak Dia yg mengutus Aku, yaitu dari semua yang telah diberikanNya kepadaKu, jangan ada yang hilang …” (Yohanes 6:35-40).
Kita mengikuti Dia karena yakin dan percaya bahwa kita tidak akan dibuang, atau ditinggalkan, tetapi akan selalu bersatu atau dekat dengan Tuhan. Dan itu namanya hidup kekal atau abadi. Dengan itu kita sebenarnya telah mengalami, merasakan, menikmati sukacita hidup atau hidup kekal. Wartakanlah dan bagikanlah itu kepada semua orang!
Selamat menikmati, mewartakan dan membagi-bagikan sukacita hidup dalam dan bersama Kristus. Semoga Allah Tritunggal Mahakudus (+) memberkati kita sekalian yang telah mengalami dan mewartakan dan membagi-bagi sukacita hidup kepada orang lain dalam dan bersama Kristus. Amin.